Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ingin Kaya? Jangan Kerja

6 Oktober 2020   11:12 Diperbarui: 6 Oktober 2020   13:41 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berwirausaha. (sumber: thinkstock via kompas.com)

Sebut saja misalnya pabrik rokok, pabrik pakaian jadi, pabrik sepatu, makanan dan minuman dan lain sebagainya, yang hampir sebagian besar tenaga kerjanya adalah kaum hawa.

Di samping itu, dengan adanya kebijakan upah minimum yang sampai saat ini masih mengacu kepada kebutuhan hidup fisik minimum dan diperkecil lagi melalui Undang-Undang Cipta Kerja bagi pekerja lajang, otomatis jika ingin hidup layak sebuah keluarga harus bekerja semuanya, baik istri maupun suami. 

Bayangkan betapa beratnya tanggung jawab seorang istri jika sudah memiliki anak dan tetap harus bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut?

Untuk mereka-mereka yang sudah memiliki keahlian atau jabatan tinggi di perusahaan-perusahaan pun, bukan berarti kehidupan aman sudah menjadi miliknya, oleh sebab keterbatasan lapangan kerja bagi mereka.

Seorang manajer HRD di sebuah perusahaan, terpaksa menganggur setelah perusahaan tempat bekerjanya tutup akibat salah kelola. Mau mencari kerja di tempat lain, sangatlah sulit, karena di setiap perusahaan hanya membutuhkan satu atau dua orang manajer HRD. Akhirnya terpaksa harus menganggur sampai batas waktu yang hanya dipahami oleh Tuhan.

Jadi seyogyanya pemerintah, jika ingin meningkatkan taraf hidup rakyatnya, cobalah jangan terlalu hanya berpikir dengan cara menarik investor sambil mengiming-imingi bahwa di negara kita memiliki tenaga kerja berlimpah, oleh sebab para investor yang rata-rata cerdas tersebut tahu belaka perusahaan jenis apa yang akan dijalankannya di negeri ini.

Tak lain tak bukan, mereka hanya akan menjalankan usaha yang relatif aman, tidak terlalu menggunakan investasi yang besar, dan tidak perlu membayar upah pekerja yang relative besar pula, sementara berapa besar keuntungan yang diperolehnya, setan berikut tuyul pun tak akan tahu.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama, bekerja segiat mungkin, bagaimanapun caranya, di dalam bidang apapun yang kita mampu. 

Hiduplah sehemat mungkin, sebab kita tak mungkin bisa melawan kehendak alam di mana kaum pemilik modal sudah menguasai dunia. Tak ada yang bisa menyelamatkan hidup kita, selain dari diri kita sendiri.  

Jika sekarang sudah jelas adanya bahwa dengan hanya menjadi pekerja kita tak akan pernah kaya, maka ubahlah cara berpikir. Mulailah dengan usaha-usaha kecil yang mampu kita lakukan. 

Jangan lihat bentuk jenis usahanya, melainkan lihatlah kemungkinan usaha yang kita tekuni untuk menjadi besar adalah suatu keniscayaan, mengingat jumlah penduduk di negeri ini sangat potensial untuk menjadi pangsa pasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun