Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Mengukur Kekuatan Netizen Indonesia Berdasarkan Data Digital 2021

22 Maret 2021   11:16 Diperbarui: 22 Maret 2021   11:24 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber : tailoredmarketing.com

Netijen Indonesia memang patut diperhitungkan oleh dunia, gak bisa diremehkan. We are social, Hootsuite, GWI dan beberapa lembaga digital media terkenal merilis Data Digital 2021. Hasilnya, Indonesia cukup diperhitungkan oleh dunia dalam menggunakan internet secara umum maupun sosial media. Bahkan berdasarkan data tersebut, posisi Indonesia diatas negara-negara eropa dalam waktu yang dihabiskan untuk bermain internet dan sosial media.

Untuk daily time spent warganet Indonesia bermain sosial media, mereka bisa menghabiskan waktu hingga 3 jam 14 menit dalam sehari. Jumlah waktu ini jauh di atas rata-rata global 2 jam 25 menit!

Dengan perolehan catatan waktu itu, Indonesia ranking 9 dunia di bawah Argentina dan di atas Ghana. Di ASEAN, Indonesia berada di ranking 2 dengan catatan waktu menghabiskan waktu terbanyak dalam bersosial media. Nomor satu ASEAN dan dunia saat ini dipegang Filipina, mereka bisa menghabiskan waktu hingga  4 jam 15 menit, terpaut 1 jam 1 menit dari catatan Indonesia.

Di kategori daily time spent using internet, warganet Indonesia berada di peringkat 8 dunia dengan catatan waktu 8 jam 52 menit. Hampir sepertiga kehidupan warganet Indonesia dihabiskan untuk bermain internet!

Tentu ini sebuah catatan waktu yang mencengangkan, ternyata warganet Indonesia sangat ketergantungan dengan internet dalam kehidupan kesehariannya. Catatan waktu itu menjadi bukti jika warganet sangat ketergantungan, entah dalam hal pekerjaan, bersosialisasi dengan sesama atau sekadar menghabiskan waktunya.

Catatan waktu ini lagi-lagi melebih catatan waktu rata-rata dunia yang hanya 6 jam 54 menit, terpaut sekitar 2 jam!


Namun, meskipun catatan ini cukup impresif, ternyata untuk urusan daily time spent using internet, Indonesia masih kalah dengan dua negara ASEAN lainnya. Filipina masih menjadi jawara di dunia dengan catatan waktu 10 jam 56 menit, sedangkan Malaysia menjadi peringkat kedua ASEAN yang memiliki daily time spent using internet tertinggi dengan catatan waktu 9 jam 17 menit.

Dalam Data Digital Indonesia 2021, pengguna internet Indonesia sebanyak 202,6 juta user atau sebanyak 73,7% dari seluruh populasi di Indonesia. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah user internet di Indonesia ini naik sebanyak 27 juta atau meningkat sebanyak 15,5% dari total tahun lalu. Dari total user internet di Indonesia itu, 96,4% diantaranya mengakses internet menggunakan mobile device. Tentunya kecepatan sangat menentukan dalam kekuatan warganet Indonesia ini.

Terbaru, di dunia jagad sosial media salah satu sekolah swasta di daerah Jakarta kena imbas serangan netijen. Musababnya, salah satu keluarga pengurus yayasan sekolah tersebut kedapatan membunuh kucing di kawasan sekolah itu. Video itu menyebar di banyak platform dan akun sosial media. Seketika akun sosial media sekolah tersebut "dikunjungi" oleh netijen, namun akhirnya admin akun tersebut langsung mengunci akun.

Bukan netijen Indonesia jika tidak gigih dalam urusan "berkunjung" ini. Mereka lalu geruduk google review sekolah tersebut dan langsung memberikan centang satu beserta komentar hujatan. Seketika, sekolah tersebut mendapatkan centang satu, efek netijen yang "mampir sejenak" untuk memberikan rating dan ulasan.

Lalu bagaimana dengan kekuatan netijen di sosial media? Apakah segarang pengguna internet?

Dalam Data Digital Indonesia 2021, pengguna sosial media di Indonesia mencapai 170 juta user aktif, 61,8% dari total populasi di Indonesia. Bahkan 99,1% dari 170 juta merupakan user pegguna mobile device.  

Dengan jumlah sebanyak itu, misalkan saja, 10% netijen sosial media kompak geruduk satu akun pasti akan sangat terasa. Jika dihitung kasar, 10% dari 170 juta adalah 17 juta dan menyerang satu akun, tentu akan sangat terdampak sekali. Itupun jika dihitung dalam sekali serangan, bagaimana jika seperti serangan netijen Indonesia kepada Dayana yang tidak hanya sekali dua kali, tapi bisa sampai berkali - kali serangan.

Sekadar diketahui, netijen Indonesia dalam beberapa waktu terakhir diuji kemampuannya saat Microsoft mengeluarkan informasi jika netijen Indonesia merupakan paling tidak sopan di dunia. Tidak berlangsung lama, warga Kazakhtan Dayana pun kena serang netijen karena membuat marah warga Indonesia. Disusul warga negara Korea Selatan yang bertindak "rasis" dan terakhir perhelatan kejuaraan badminton All England yang "memaksa" timnas bulu tangkis Indonesia keluar dari kejuaraan.

Tindakan tidak adil itu lalu memancing "jempol sakti" netijen Indonesia. Efeknya, akun instagram All England hilang di Instagram setelah selama beberapa waktu kolom komentar All England dipenuhi hujatan dari netijen Indonesia.

Nah, siapa nih yang merasa ambil bagian dari "jempol sakti" netijen?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun