DLINGO – Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Pusat Studi Sumber Daya Lahan (PS2DL) menggelar Capacity Building Program: Pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) dengan Sistem Agroforestri pada Jumat (29/8). Bertempat di Pancuran RT 2, Kalurahan Terong, Kapanewon Dlingo, kegiatan ini mempertemukan petani, akademisi, dan perangkat desa untuk mendiskusikan masa depan pertanian hutan berkelanjutan. Program ini merupakan inisiatif kolaboratif yang didukung oleh Ditjen Riset dan Pengembangan melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
GAP dan Agroforestri: Kunci Pertanian Berkelanjutan di Dlingo
Penyuluhan UGM tentang pertanian berkelanjutan di Gunungkidul. (Sumber: Dok. pribadi)

Narasumber utama, Muhammad Abdurrahman Subrata, S.Hut., M.Sc., dosen Fakultas Kehutanan UGM, menekankan pentingnya integrasi antara praktik GAP dan sistem agroforestri. Menurutnya, metode ini dapat meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. “Agroforestri lebih dari sekadar menanam tanaman pertanian di kawasan hutan. Ini adalah upaya menciptakan sistem produksi yang adil, berkelanjutan, sekaligus menguntungkan bagi petani,” jelasnya. Para peserta dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Jasema pun mendapatkan pemahaman baru tentang cara meningkatkan produktivitas dan pendapatan melalui praktik GAP serta pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Sinergi Akademisi, Pemerintah, dan Petani dalam Pemberdayaan Desa
Kegiatan ini juga dihadiri perwakilan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dlingo dan para pemangku kepentingan lokal. Antusiasme petani terlihat jelas sepanjang sesi pelatihan, dengan banyak pertanyaan dan diskusi aktif. Kepala Kalurahan Terong, Sugiyono, S.E., menyampaikan apresiasinya terhadap program ini dan menyatakan kesiapan desanya menjadi desa binaan UGM. Hal ini diharapkan dapat mendukung pengembangan model pertanian ramah lingkungan berbasis agroforestri.
Desa Terong Disiapkan Jadi Model Agroforestri Berbasis GAP
Melalui program ini, UGM menunjukkan komitmennya sebagai institusi pendidikan yang hadir langsung untuk mendampingi masyarakat. Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan petani lokal diharapkan dapat menjadikan Desa Terong sebagai contoh implementasi Good Agricultural Practices berbasis agroforestri. Langkah ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek ketahanan pangan, pemberdayaan petani, dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dengan semangat kolaborasi, pelatihan GAP dan agroforestri ini menjadi langkah awal menuju pertanian berkelanjutan di Dlingo. UGM berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan berbasis riset kepada masyarakat, memastikan praktik pertanian yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI