dimana semua terasa hampa.
Tangan ini benar-benar kosong.
Kosong secara harfiah: gak punya uang, gak punya siapa-siapa untuk bersandar, dan gak punya hal yang bisa kubanggakan.
Tapi anehnya, di tengah semua kekosongan itu, aku gak pernah kehilangan satu hal: harapan.
Mungkin terdengar klise ya? Tapi jujur, harapan itu satu-satunya hal yang bikin aku bertahan.
Bukan karena aku hebat. Bukan karena aku kuat. Tapi karena aku tahu, hidup ini bukan hanya soal apa yang ada di tangan tapi apa yang masih hidup di hati.
Waktu itu, aku ingat banget, pernah duduk di sudut kamar asrama, ngelihatin plafon sambil mikir:
"Kenapa hidupku kayak gini, ya Tuhan?"
Aku gak minta banyak. Aku cuma pengen sedikit rasa aman.
Tapi saat yang lain sibuk dengan pencapaian dan kelebihan, aku sibuk ngitung sisa sabun mandi, dan nyari cara buat hemat uang jajan.
Kadang aku nangis. Kadang kesel. Kadang iri juga.
Tapi... di sela tangis itu, aku masih bisa bilang pelan-pelan:
"Tuhan, aku tahu Kau lihat aku."
Dan dari situ, harapan itu tumbuh.
Pelan-pelan, gak langsung besar.
Tapi cukup buat bikin aku bangun tiap pagi, tetap kuliah, tetap ikut pelayanan, tetap bantu temen, tetap senyum meski dalam hati berantakan.
Aku sadar, tangan kosong bukan alasan buat berhenti berjuang.
Karena kadang justru dari kekosongan itu, Tuhan mulai isi hidup kita.
Dari gak punya uang, aku belajar gimana rasanya bersyukur cuma dikasih mie dua bungkus.
Dari gak punya siapa-siapa, aku belajar ngandelin Tuhan.
Dari gak punya banyak kesempatan, aku belajar nyiptain kesempatan sendiri.
Kau tau gak, Pren?
Kadang kita ngerasa "hidupku gak kaya mereka". Tapi ternyata, kita punya sesuatu yang gak semua orang punya: kekuatan buat bangkit dari kekosongan itu.
Bukan karena kita kuat, tapi karena kita gak pernah kehilangan harapan.
Dan harapan itu... itu yang nanti bisa jadi terang buat orang lain.
Siapa tau hari ini kamu yang baca tulisan ini juga lagi ngerasa kosong.
Lagi gak punya apa-apa.
Lagi ngerasa ditinggal.
Lagi ngerasa semua gak adil.
Kalau iya, boleh aku bilang satu hal?
Kamu gak sendiri.
Dan kamu gak kalah.
Selama kamu masih punya harapan, kamu masih bisa bangkit.
Selama kamu masih percaya Tuhan kerja diam-diam dalam hidupmu, kamu gak akan pernah sia-sia.
Kadang memang gak langsung keliatan.
Proses Tuhan itu gak instan.
Tapi Dia gak pernah tinggal diam.
Hari-hari ku dulu yang cuma diisi air mata dan kecemasan...
Sekarang jadi kisah yang bisa kubagikan dengan rasa syukur.
Dan kalau aku bisa sampai titik ini, aku percaya kamu juga bisa.
Tangan ini mungkin pernah kosong.
Tapi sekarang aku tau, itu cuma cara Tuhan ngajarkanku untuk belajar menggenggam harapan lebih erat.
Kalau kamu suka gaya ini, tinggal lanjut ke judul kedua ya, Pren. Mau langsung aku bantu juga gak?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI