Mohon tunggu...
Titik Dian Darmayanti
Titik Dian Darmayanti Mohon Tunggu... Guru Informatika

Saya adalah seorang guru Informatika sekaligus instruktur komputer yang memiliki semangat besar dalam dunia pendidikan. Mengajar bukan sekadar profesi bagi saya, melainkan panggilan hati yang saya jalani dengan metode joyful learning—pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan penuh semangat. Saya sangat menikmati kebersamaan dengan anak-anak dan percaya bahwa pendekatan yang hangat dan kreatif akan membuka potensi terbaik mereka. Sebagai pendidik, saya selalu berusaha menjadi teladan dalam kedisiplinan, integritas, dan semangat belajar sepanjang hayat. Tantangan baru justru menjadi pemacu saya untuk terus berkembang—baik dalam keterampilan teknologi maupun pendekatan pedagogis yang inovatif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menerapkan Asesmen Kontekstual dalam Pembelajaran Web Design di SMK Negeri 5 Malang

29 Juni 2025   12:39 Diperbarui: 29 Juni 2025   12:39 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
X-PPLG 2 SMKN 5 MALANG

Di era pendidikan modern, pendekatan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Salah satu kunci penting dalam proses ini adalah penerapan asesmen yang kontekstual dan bermakna. Inilah yang coba diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran Informatika di kelas X PPLG 2 SMK Negeri 5 Malang melalui materi Web Design menggunakan platform WordPress.

Pembelajaran dimulai dengan melakukan asesmen awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.  Guru memberikan pertanyaan yang dapat dijawab dengan bahasa dan pengetahuan masing-masing siswa. Strategi ini tidak hanya mengukur pemahaman kognitif, tetapi juga mencerminkan karakteristik, budaya, dan gaya belajar yang beragam dari tiap peserta didik.

Pendekatan ini selaras dengan prinsip pembelajaran diferensiasi dan berbasis pengalaman kontekstual, dimana asesmen bukan hanya untuk menilai, tetapi juga menjadi dasar dalam merancang pembelajaran yang sesuai. Setelah asesmen awal dilakukan, guru memberikan umpan balik berupa tugas pembuatan website sederhana. Setiap peserta didik diberi kebebasan untuk berkreasi sesuai dengan pemahaman dan desain yang mereka miliki. 

Yang menarik, pendekatan ini tidak hanya menekankan pada hasil akhir berupa produk digital, tetapi juga pada proses. Sikap, perilaku, dan keterlibatan siswa dalam proses belajar turut diamati. Inilah yang menjadikan asesmen sebagai bagian integral dari pembelajaran sosial emosional (PSE), dimana siswa dilatih untuk lebih empatik, mandiri, dan kolaboratif. 

X-PPLG 2 SMKN 5 MALANG
X-PPLG 2 SMKN 5 MALANG
Penting untuk diingat bahwa pembelajaran yang bermakna tidak hanya mengandalkan transfer pengetahuan, tetapi juga pada bagaimana peserta didik mengalami, merasakan, dan merefleksikan proses belajar mereka. Maka dari itu, guru memiliki peran strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif melalui pendekatan experiential learning dan asesmen yang holistik. 

Melalui praktik ini, kita dapat melihat bahwa dengan perencanaan yang matang dan pendekatan kontekstual, guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang relevan, inklusif, dan menyenangkan. Asesmen tidak lagi sekadar alat ukur, melainkan menjadi sarana untuk menggali potensi dan membentuk karakter peserta didik secara menyeluruh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun