Mohon tunggu...
Titik Dian Darmayanti
Titik Dian Darmayanti Mohon Tunggu... Guru Informatika

Saya adalah seorang guru Informatika sekaligus instruktur komputer yang memiliki semangat besar dalam dunia pendidikan. Mengajar bukan sekadar profesi bagi saya, melainkan panggilan hati yang saya jalani dengan metode joyful learning—pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan penuh semangat. Saya sangat menikmati kebersamaan dengan anak-anak dan percaya bahwa pendekatan yang hangat dan kreatif akan membuka potensi terbaik mereka. Sebagai pendidik, saya selalu berusaha menjadi teladan dalam kedisiplinan, integritas, dan semangat belajar sepanjang hayat. Tantangan baru justru menjadi pemacu saya untuk terus berkembang—baik dalam keterampilan teknologi maupun pendekatan pedagogis yang inovatif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembeajaran Sosial Emosional & Experiential Learning

28 Juni 2025   22:05 Diperbarui: 28 Juni 2025   22:05 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PSE fokus pada pengembangan kompetensi sosial dan emosional peserta didik, seperti kesadaran diri, regulasi diri, empati, keterampilan sosial, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Sedangkan Experiential Learning menekankan pada pembelajaran melalui pengalaman langsung, di mana peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar dan membangun pengetahuannya sendiri.

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN EMOSIONAL MELALUI PENGALAMAN.

Di SMK Negeri 5 Malang, kami percaya bahwa pembelajaran tidak hanya soal pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter. Oleh karena itu, kami menggabungkan pendekatan Pendidikan Sosial Emosional (PSE) dengan metode Experiential Learning (Pembelajaran Berbasis Pengalaman) untuk menciptakan proses belajar yang bermakna, menyenangkan, dan penuh makna. 

PSE berfokus pada pengembangan kompetensi seperti kesadaran diri, pengelolaan emosi, empati, keterampilan sosial, serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Sementara itu, Experiential Learning memberi ruang bagi peserta didik untuk belajar secara aktif melalui pengalaman langsung, sehingga nilai-nilai sosial emosional dapat benar-benar dipraktikkan dalam kehidupan nyata.

Dengan terlibat langsung dalam aktivitas nyata, baik di dalam maupun di luar kelas, peserta didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial dan emosional secara holistik. Mereka belajar mengenali dan mengelola emosi pribadi dengan lebih baik, memahami perasaan serta sudut pandang orang lain melalui empati, dan membangun kemampuan komunikasi serta kolaborasi yang efektif. Selain itu, pengalaman ini juga melatih mereka untuk menyelesaikan konflik secara positif serta mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab dalam berbagai situasi kehidupan. 

Metode ini mendorong mereka menjadi pribadi yang mandiri, tangguh, dan adaptif, siap menghadapi tantangan di dunia kerja maupun kehidupan sosial.

SMK Negeri 5 Malang
SMK Negeri 5 Malang

Guru bukan hanya fasilitator, tetapi mitra tumbuh. Dengan penerapan Experiential Learning yang konsisten dan kreatif, guru dapat membantu membentuk generasi pembelajar yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara emosional dan sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun