Bang Adul menjelaskan semua perkantoran di sekeliling lapangan Murdjani merupakan bangunan yang diarsiteki oleh Van der Pijl. Beberapa bangunan memang sudah pernah direnovasi, sebut saja kantor Disporabudpar dan BKD Provinsi. Renovasi dilakukan pada atapnya sehingga menjadi seperti rumah Banjar, namun hal ini tidak menghilangkan kekhasan arsitektur kolonial Belanda yang memiliki jendela besar, tembok yang tebal, sudut atap yang tinggi, dengan cat dinding putih atau krem.
Sedangkan untuk perumahan, bisa dilihat dari bentuk atapnya yang sekilas menyerupai prisma segi empat. Saat itu Bang Adul menunjukkan atap rumah di sekitar kediamannya yang berada di wilayah Banjarbaru II. Bedanya, sekarang atapnya sudah tidak menggunakan sirap (penutup atap yang terdiri dari elemen tumpeng tindih, biasanya terbuat dari kepingan kayu).
Bangunan asli rancangan Van der Pijl juga masih bisa ditemui di sekitar kawasan kolam renang "IDAMAN". Cirinya dapat dilihat dari adanya batuan cladding berupa batu kecil-kecil pada dinding eksterior setinggi + 1 m dari dasar bangunan.
Berdasarkan jurnal penelitian Naimatul Aufa dan Pakhri Anhar tentang "Studi Tata Ruang Rancangan Van der Pijl Kasus: Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan", Kota Banjarbaru rancangan Van der Pijl memiliki kesamaan konsep dengan garden city concept yang dicetuskan oleh Ebenezer Howard melalui bukunya "Garden Cities of Tomorrow".Â
Jurnal ini juga menyatakan bahwa elemen-elemen kota yang merujuk pada garden city concept rancangan Van der Pijl dapat dilihat dari elemen pendukungnya, yaitu terdapat satu pusat kota sebagai area pemerintahan, terdapat ruang-ruang terbuka hijau (taman-taman), dan terdapat daerah yang diperuntukkan sebagai kawasan perumahan yang lokasinya berdampingan dengan kawasan perkantoran, kawasan perindustrian, dan kawasan perniagaan.
"Salah satu obsesi Van der Pijl adalah ingin menjadikan Banjarbaru sebagai kota bunga, mengadopsi di Bandung. Makanya dari rumah dinas Wali kota, taman Van der Pijl, sampai ke lapangan KS Tubun adalah ruang kosong yang disiapkan untuk taman berdasarkan peta yang dibuat oleh Van der Pijl," jelas Rico Hasyim yang sangat akrab dengan keluarga Van der Pijl karena rumah orangtuanya tepat berada di sebelah rumah Van der Pijl. Rico juga menjelaskan kalau rumah yang dirancang Van der Pijl biasanya memiliki pohon jambu mente atau kasturi. Kedua pohon ini dulu sangat mudah dijumpai, begitu juga dengan flamboyan, bungur, angsana, dan trembesi. "Pohon kasturi yang ditanam Van der Pijl sampai saat ini masih ada di Minggu Raya," lanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI