Mohon tunggu...
Tristan Jari
Tristan Jari Mohon Tunggu... Penulis - Kata dapat mengubah segalanya

Hay, selamat datang. Selamat membaca. Memulai banyak hal dari huruf A. Menyukai langit biru dan senja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan

4 Desember 2020   07:27 Diperbarui: 4 Desember 2020   07:39 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Langit begitu biru dan udara sangat dingin. Pagi itu Anna dan Sean bersiap-siap untuk mengunjungi dokter kandungan di Rumah sakit daerah mereka. Anna sedang mengandung dan kandungannya berusia dua belas minggu. Keduanya sangat bersemangat karena ini adalah kali pertama mereka akan melakukan USG (Ultrasonography). Setelah beberapa jam menunggu akhirnya nama Anna dipanggil dan dia masuk ke dalam ruangan dokter. 

Sean menunggu di luar dengan harap-harap cemas. Dia penasaran bagaimana kondisi janin di dalam perut istrinya. Beberapa menit kemudian Anna keluar dari ruangan dokter dengan mata berkaca-kaca. Sean sedikit terkejut karena raut wajah Anna yang biasanya ceria terlihat begitu sedih. Dia merangkul pundak Anna dan menuntun Anna untuk duduk di sebuah kursi."Ada apa?"Tangis Anna pecah saat Sean bertanya. Ia menangis dan tak mengeluarkan suara. 

asanya seperti ia telah dihantam oleh tongkat yang begitu besar di dadanya. Ia terus begitu selama beberapa menit sampai semua orang memperhatikan dia dengan rasa iba. Mungkin mereka bertanya-tanya ada apa tetapi itu hanya sebuah pertanyaan. Ada kenyataan yang harus Anna dan Sean hadapi. 

Setelah sedikit tenang dan Anna berhenti menangis, Anna bangun dari duduknya sambil berkata,"Kita pulang," Katanya dengan suara yang sangat kecil sambil memandang Sean.Sean tahu ia hanya perlu diam sampai Anna menceritakan sesuatu tanpa dipaksa. Mereka menaiki sepeda motor mereka dan beranjak pulang ke rumah. Hanya terdengar suara dari keramaian dan suara kendaraan yang berpapasan dengan mereka. 

Tak ada sepatah katapun  keluar dari mulut mereka masing-masing. Mereka pun tiba di rumah dan masuk tanpa satu kata juga. Anna bergegas ke kamar dan membuka foto hasil USG. Dia mengelus foto itu dan memperhatikan gambar, dia tidak dapat menahan tangisnya lagi. Ia menangis hingga siapapun yang melihatnya saat itu akan merasakan hal yang sama. Sean datang dan mendekatinya dan mulai berbicara,"Ada apa? Mengapa tidak kamu beritahu aku apa yang terjadi?" Sean lagi-lagi merangkul istrinya dengan penuh kasih sayang. Anna menarik napas panjang sebanyak dua kali dan terlihat sedikit tenang.

"Ada yang salah dengan bayi kita. Dokter katakan bahwa ukuran kepalanya masih terlalu kecil untuk janin berukuran dua belas minggu dan tulang kepalanya belum tertutup dengan sempurna," Anna berusaha menjelaskannya tanpa terjeda oleh tangisnya.

Sean terlihat kaget dan ekspresinya tidak dapat disembunyikan. Ia lalu memegang tangan Anna dan berkata,
" Anna, semua akan baik-baik saja,alat itu bisa saja salah. Alat itu dibuat oleh manusia dan bisa rusak. Kandunganmu juga masih sangat muda. Masih ada waktu untuk bayi kita berkembang dan bertumbuh. Bi..bisa saja alat itu rusak atau dokter kurang teliti atau ada hal lainnya yang bisa sebabkan itu. Kamu ingat mbak Rani kan?, dia pernah cerita waktu USG terakhir dia tanyakan jenis kelamin anaknya. Dokter katakan anaknya perempuan tetapi kemudian saat lahiran malah bayi laki-laki, itu berarti alat itu bisa saja salah. Jangan khawatir, aku yakin anak kita akan baik-baik saja," Sean mencoba memikirkan seribu alasan yang bisa membuat Anna tenang. Ia juga mencoba tetap tenang walaupun ia terlihat sangat khawatir.

Sean membiarkan Anna tertidur. Dia tahu bahwa Anna lelah karena menangis sepanjang malam saat Ibu bertanya tentang hasil pemeriksaan. Sama seperti Sean, ibu dan ayah Anna mencoba menguatkan Anna. Mungkin Anna merasa tenang setelah dia mendengar kata-kata dari ayah dan ibunya jadi dia bisa pergi tidur.

Anna menjalani hari-harinya tanpa membayangkan sedikitpun hal buruk. Ia menikmati gerakan pertama di perutnya dan bercerita pada bayinyanya saat akan tidur. Anna dan Sean melakukan itu setiap malam sebelum tidur. Mereka akan bercerita tentang bagaimana mereka sangat menyayangi bayi mereka yang masih berada di dalam kandungan dan apa yang akan mereka berikan saat bayi mereka datang dan melihat dunia.

Waktu berjalan dan kandungan Anna berusia dua puluh minggu. Saat pemeriksaan sebelumnya, dokter memberikan saran untuk melakukan USG lagi saat usia kandungan Anna dua puluh minggu dan bisa lebih jelas melihat perkembangan janin. Anna dan sean datang dan mengantri, nama Anna dipanggil dan mereka masuk bersama. Sean tidak ingin Anna masuk sendiri seperti saat itu. Dia ingin ada bersama-sama dengan Anna saat mendengar kabar baik maupun kabar buruk.

Anna naik ke tempat tidur untuk pemeriksaan dan detak jantungnya meningkat. Ia bertanya-tanya didalam hati tentang apa yang akan dokter katakan. Dokter terlihat mengernyitkan dahi saat melihat apa yang ada di layar monitor. Wajah Anna dan Sean terlihat sangat khawatir.
"Ibu, bapak, bisa lihat ya, ini tulang belakang dan leher janin, tetapi tulang kepalanya hanya setengah, jadi tidak tertutup. Bagian atas tulang tengkorak janin tidak ada. Detak jantung janin bagus tetapi kita tidak bisa menghitung berat dan panjang janin secara keseluruhan karena kepala tidak terbentuk sempurna"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun