Menyembunyikan rindu yang menari-nari bahagia di atas ratapan hati ternyata lebih sukar dari apa yang aku kira. Sekejap bimbang karena jarak mematahkan hasrat. Sekejap ragu karena hati yang tak dijaga mungkin tertaut pada hati lain yang lebih indah.
Tetapi raguku berubah menjadi Yakin saat kenyataan mengalahkan angan buruk yang saban hari aku andai-andaikan. Jarak menguji hati yang sedang berapi-api mencari kisah indah untuk dijadikan kenangan.
Saat itu, langkahmu berat berayun. Hatiku luluh oleh tatapan "aku akan merindukanmu,aku tak bisa jauh dari kalian, bagaimana bisa aku sendiri".
"Aku pergi" katamu, tanpa memandangku tanpa memelukku lalu sekejap mata kau menghilang.
Hampir harapku hilang terbawa lembutnya rayuan angin yang berbisik, "lepaskan".
Tetapi aku lebih kuat, pertahananku kokoh. Aku lebih memilih bertahan karena aku tahu semua ini hanya permainan licik sang Waktu.
Bila tiba masanya, jari jemari kita akan saling bertautan, mengisi celah yang lama tak terisi dan menguatkan hati yang sempat dirayu untuk melepaskan.
Tak apa jalanmu jauh, jika kau kembali aku masih disini dengan perasaanku yang genap tanpa selisih. Aku menunggu hingga jutaan kata yang aku rangkai saat merindukanmu menjadi tak ternilai karena Ragamu sudah dihadapanku dan aku tak perlu repot dan akan cukup dengan mendekapmu.
Jika kau menghargai kesempatan. Kau tak akan menyia-nyiakan sedetik pun waktu sekalipun nanti ia dengan licik mempermainkanmu. Hubunganmu takkan berjalan baik tanpa rasa memiliki, tanpa rasa cinta dan sayang, tanpa rasa takut kehilangan. Jika ada yang mengganjal, katakan dan jangan sembunyikan. Karena kunci dari segala hubungan adalah komunikasi.
Dan 1 hal, jika kau pernah mendapatkan cobaan, belajarlah darinya. Karena kau akan mengerti mengapa dahulu kau menjalaninya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!