Mohon tunggu...
Tismi Dipalaya
Tismi Dipalaya Mohon Tunggu... -

Simple

Selanjutnya

Tutup

Catatan

11 Maret 2012

21 Maret 2012   09:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

11 Maret selalu menjadi hari yang spesial. Suatu kesyukuran bisa berada di hari ini. Nafas yang mengantarku hingga tiba di hari ini selalu indah untuk di lukiskan. Berbagai warna terangkum dengan penuh makna dalam setiap jengkal yang tertinggal. Berharap esok kan lebih baik dan bermanfaat untuk semuanya. amin :)

Sepucuk surat ini pun menjadi pengantar dalam detik-detik perguliran masa. Terima kasih untuk sederet huruf di bawah ini. Huruf-huruf yang merangkai makna bertransformasi menjadi seuntai doa tulus dari mu :) Hingga pada akhir kata, nadi ini tak hentinya berdenyut kencang. Simfoni nadi dan nafas pun mencipta lagu sederhana di hari bahagia ini. ^_^ terima kasih.

LIHAT, RASAKAN, DAN RESAPI

Berbahagialah waktu yang menghimpun rasa di suatu dimensi.

Persinggahan hati tertuntun di alam imajinasiku kemarin, sebelum kata tak lagi bertutur meraih kalimat. Hanya kegundahan kala itu yang menusuk jemari, sembari membekukan dunia yang belum kusenyumi. Di balik warna pelangi, masih ada nyanyian hujan menyudutkan sepiku. Aku masih nyaman dengan segalanya, terlebih karena aku hanyalah seorang biasa. Dunia mengenalku dengan sederhana, inginku.

Menjadikan segalanya bersahabat, membingkai rasa demi rasa yang pernah menyiasatkan perih pada kesalahan, membuatku semakin bersahabat untuk mengenal duniaku.


Ini duniaku, tak seorang pun kupercaya untuk mengenalnya.

Ini imaji yang kumainkan dengan kebebasan yang liar, tak seorang pun memegang kendali itu kecuali mereka ingin terbungkam.

Waktu masih berbahagia, dan selalu berbahagia

Kehidupan menuju persinggahan abadi bukan tidak mungkin hanya menjadi rekayasa. Kalau aku mengenalnya, dan kau memahaminya, SEBENARNYA *kemarin aku terlalu damai dalam imajiku sendiri. Hingga aku mengakuinya, aku sebenarnya imaji.

Kupikir, kau dan segala hal yang berani menumbuhkan harapan, tidak akan pernah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun