Mohon tunggu...
Tiska Dwi
Tiska Dwi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membentuk Diri Lebih Berpikir Logis Dan Sistemastis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Model Stimulus Respons

2 Oktober 2022   11:30 Diperbarui: 2 Oktober 2022   11:44 3162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Model Stimulus-Response (Rangsangan-Tanggapan), atau lebih popul dengan sebutan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi

Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya menipakan suatu reaksi tertentu dan “stimulus” (rangsangan) tertentu. 

Namun dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi? Apakah komunikasi model stimulus-response dapat diterapkan di binatang?

Tahukah kamu, apa itu stimulus dan respon?

Stimulus adalah peristiwa yang terjadi baik di luar maupun di dalam tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya suatu perubahan tingkah laku. Respons adalah perubahan yang disebabkan oleh adanya stimulus (Wibowo,1988)

Menurut Ivan Petrovich Pavlov, stimulus adalah perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan, proses tersebut ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, Dia menemukan bahwa dia bisa menggunakan rangsangan netral, seperti nada atau cahaya, untuk membentuk perilaku (respon). 

Eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov dan pakar lainnya tampaknya sangat dipengaruhi oleh pandangan behavioris bahwa gejala psikologis seseorang terlihat dalam perilakunya. Hal ini sejalan dengan pandangan Barker bahwa hal yang paling sentral dalam kehidupan manusia bukan hanya pikiran, peran, dan kata-kata, tetapi tindakan.

Jika dia melakukan sesuatu, ide tugas baru atau rencana baru mendapat arti yang tepat. Mulailah dengan hipotesis bahwa melalui penggunaan rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan harapan. Kemudian Pavlov bereksperimen dengan binatang (anjing) karena ia percaya bahwa binatang itu mirip dengan manusia. 

Namun, terlepas dari semua kelebihannya, manusia pada dasarnya berbeda dari hewan, dan pada dasarnya stimulus dan respon bisa diterapkan di hewan contohnya perilaku anjing agar ketika bunyi bel di berikan ia akan merespon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan.

Karena pada awal anjing tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi bel. Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan. 

Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction  atau penghapusan. Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi dan penghapusan sebagai berikut:

Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa lingkungan yang melalui kemampuan bawaan dapat menimbulkan refleks organismik. Contoh: makanan

Stimulus terkondisi (CS), Suatu peristiwa lingkungan yang bersifat netral dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS). Contoh: Bunyi bel adalah stimulus netral yang di pasangkan dengan stimulus tidak terkondisi berupa makanan.

Respons tidak terkondisi (UCR), refleks alami yang ditimbulkan secara otonom atau dengan sendirinya. Contoh: mengeluarkan air liur

Respos terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari penggabungan CS dan US. Contoh: keluarnya air liur akibat penggabungan bunyi bel dengan makanan.

Dengan demikian, Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa tingkah laku sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning (conditioning process) di mana refleks-refleks yang tadinya dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan dihubungkan dengan rangsang berkondisi. 

Dengan kata lain, gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena mendapat latihan. 

Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks wajar (unconditioned refleks)-keluar air liur ketika melihat makanan yang lezat dan refleks bersyarat atau refleks yang dipelajari (conditioned refleks)-keluar air liur karena menerima atau bereaksi terhadap suara bunyi tertentu.dan dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama seperti pada anjing. 

Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim yang berkeliling dari rumah ke rumah. Jadi komunikasi model stimulus dan respon dapat diterapkan pada manusia dan binatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun