Mohon tunggu...
Tisa Ginting
Tisa Ginting Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

apa yang sudah ditetapkanNya untuk terjadi, haruslah terjadi, lalu apa yang bisa kulakukan selain terus berserah dan meminta tuntunanNYA untuk terus menyertai langkahku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berharap Waktu Sudi Menetaskannya

16 Juni 2013   14:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13713669141980634104

Apa kabar, puisi?

Sudah berapa banyak kata yang diperam, dan berharap waktu sudi menetaskannya?

Malam tadi,

Saat raga kita sedang bersebelahan, dan dengan damai mata saling menatap,

Kubacakan puisi untukmu,

Sayang, kau terlalu asyik dengan kebisingan pikiranmu

Hingga tak ada kata yang sempat kau dengarkan.

Ahh, biar kuperam lagi saja semua kata itu

Barangkali diujung sana ia temukan kehangatan yang sanggup menetaskannya.

Masih malam tadi,

Ketika kita berpeluk dalam hening

Kau dengarkah doa itu?

Ragamu tepat didepanku tapi aku tak mampu mengejar jiwamu

Siapa yang kau kejar, bukankah aku tepat didepanmu?

Baiknya kuperam lagi saja semua kata itu

Sembari menghaturkan doa,

Semoga jiwamu tetap tegar dalam pelariannya.

Sekiranya kau lelah, aku bersedia menjadi tempatmu kembali.

Apa kabar, puisi?

Sudah berapa banyak kata yang diperam, dan berharap waktu sudi menetaskannya?


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun