Mohon tunggu...
Tirta Puja
Tirta Puja Mohon Tunggu... Mahasiswa

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Internalisasi Nilai-nilai Islam Untuk Mmembentuk Karakter Jujur dan Disiplin Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Plus Al Bahroin Padangan

7 Mei 2025   11:39 Diperbarui: 7 Mei 2025   11:48 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Madrasah Ibtidaiyah Plus Al Bahroin Padangan

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai Islam untuk Membentuk Karakter Jujur dan Disiplin Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Plus Al Bahroin Padangan

Internalisai nilai-nilai Islam untuk membentuk karakter jujur dan disiplin siswa merupakan proses yang continunitas (berkesinambungan) dan terus menerus sehingga tujuan penddikan karakter bisa diraih dengan semaksimal mungkin. Dalam melakukan internalisasi dibutuhkan strategi yang sesuai dan tepat agar proses internalisasi berjalan dengan maksimal dan signifikan. Dari temuan peneliti di lapangan, strategi yang digunakan dalam internalisasi nilai-nilai Islam untuk membentuk karakter jujur dan disiplin yakni: Strategi Pertama, guru memberikan contoh kepada siswa yang berkaitan dengan perilaku jujur dan perilaku disiplin. Adapun contoh keteladanan yang diberikan seperti guru mengakui kesalahan-kesalahan yang dilakukan, contohnya seperti kesalahan dalam membaca soal, dan meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Sama halnya dengan interlalisasi untuk membentuk karakter disiplin menggunakan strategi memberikan contoh kepada semua siswa tentang karakter disiplin. Sesuai dengan strategi keteladanan yang dikatakan oleh (Atik Anjani Rahmah dan Mufidatul Aslamiyah sebagai guru kelas, wawancara, 15 Januari 2024, pukul 10.00), Dengan keteladanan berupa mencontohkan perilaku dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan berupa tindakan-tindakan yang disiplin, sehingga diharapkan menjadi contoh atau model untuk berprilaku disiplin bagi peserta didik. 

Adapun contoh yang diberikan dalam internalisasi kedisiplinan di MI Plus Al Bahroin Padangan yakni Strategi pertama guru lebih awal datang dan tepat waktu, menyambut siswa yang datang ke sekolah, memakai seragam guru yang sudah di tentukan, ikut memungut sampah yang berserakan, dan selalu mendampingi peserta didik dalam melakukan hafalan surat-surat pendek pada kegiatan pagi sehari-hari. Sesuai dengan pendapat syamsu yusuf, perkembangan kesadaran riligius anak di sekolah dasar masih tergantung dari contoh yang di lihat dan didapatkan anak di lingkungan tempat dia hidup. Maka stategi menggunakan memberikan contoh jujur dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan oleh guru MI Plus Al Bahroin Padangan merupakan strategi yang tepat digunakan agar siswa yang diajarkan senantiasa meniru dan mencontoh berprilaku jujur seperti apa yang dicontohkan. 

Strategi kedua memberikan konsep kejujuran kepada siswa. Strategi ini sama dengan apa yang di kemukakan oleh (Atik Anjani Rahmah dan Mufidatul Aslamiyah sebagai guru kelas, wawancara, 15 Januari 2024, pukul 10.00), yaitu sebagai upaya pembinaan karakter jujur. Untuk mengoptimalkan pendidikan karakter kepada siswa harus melalui pendidikan agama. Sama dengan fakta yang terjadi di MI Plus Al Bahroin Padangan, melalui pembelajaran akidah akhlak dan pendidikan agama menjadi upaya pembinaan konsep kejujuran pada siswa. Begitu juga dengan internalisasi kedisiplinan menggunakan strategi memberikan konsep kedisiplinan kepada siswa. Sama dengan yang di kemukakan (Atik Anjani Rahmah dan Mufidatul Aslamiyah sebagai guru kelas, wawancara, 15 Januari 2024, pukul 10.00), yaitu sebagai upaya pembinaan karakter disiplin, harus mengoptimalkan pendidikan karakter melalui mata pelajaran agama dan PPKN. Sama halnya yang dilakukan di MI Plus Al Bahroin Padangan, melalui pelajaran agama dan budi pekerti sebagai upaya untuk pembinaan konsep kedidiplinan pada siswa. Selain melalui pendidikan agama dan budi pekerti MI Plus Al Bahroin juga meamberikan konsep kedisiplinan melalui kegiatan upacara bendera setiap hari senin.

Strategi yang ketiga menggunakan aturan yang berkaitan dengan kejujuran, strategi ini bisa mencegah perbuatan, sikap dan perilaku siswa yang tidak baik. Sesuai dengan keadaan di MI Plus Al Bahroin Padangan, mempunyai peraturan tata tertib dan kata-kata bijak yang di tempelkan di semua kelas dengan tujuan siswa bisa membaca dan mengetahui batasan sikap yang harus mereka dilakukan di lingkungan sekolah. Sama halnya dengan internalisasi karakter disiplin yakni membuat peraturan dan tata tertib yang di temple di setiap kelas yang berkaitan dengan karakter disiplin. Sama dengan strategi yang di kemukakan oleh (Atik Anjani Rahmah dan Mufidatul Aslamiyah sebagai guru kelas, wawancara, 15 Januari 2024, pukul 10.00), dengan membuat aturan dan tata tertib mampu mencegah perbuatan, sikap dan perilaku peserta didik yang tidak baik. Sama dengan yang dilaksanakan di MI Plus Al Bahroin Padangan membuat peraturan tata tertib atau kata-kata bijak yang di temple di kelas dan halaman sekolah dengan tujuan siswa bisa membaca dan mengetahui aturan yang tidak boleh dilanggar di lingkungan sekolah oleh siswa. 

Strategi keempat, yakni memberikan nasehat. Pemberian nasehat digunakan untuk mencegah perbuatan peserta didik yang tidak baik. Sesuai dengan keadaaan di MI Plus Al Bahroin Padangan selalu mengupayakan untuk selalu memberikan sasehat kepada siswa baik secara umun maupun secara individu. Dengan menggunakan strategi memberikan nasehat bisa memberikan efek jera kepada peserta didik untuk tidak melanggar aturan tata tertib sekolah. Sama halnya dengan strategi internalisasi karakter disiplin mengunakan strategi pemberian nasehat dan punishment. Sama halnya yang di ungkapkan oleh (Atik Anjani Rahmah dan Mufidatul Aslamiyah sebagai guru kelas, wawancara, 15 Januari 2024, pukul 10.00), tentang memberikan sanksi kepada anak yang melanggar aturan sekolah, digunakan untuk mencegah perbuatan peserta didik yang kurang baik. Sama dengan yang dilakukan MI Plus Al Bahroin Padangan memberikan nasehat dan punishment digunakan untuk memberikan efek jera dan mencegah peserta didik melanggar kembali aturan tata tertib yang ada di sekolah. 

Strategi kelima, menyediakan media (lemari dan kotak) unuk mengumpulkan barang-barang atau uang yang ditemukan oleh siswa. Sesuai dengan keadaan di MI Plus Al Bahroin Padangan, sekolah menyediakan lemari dan kotak khusus untuk menaruh barang temuan, itu bentuk cara untuk melatih kejujuran siswa. Dan strategi yang keenam membangun pendekatan dengan siswa dan menjalin komunikasi dengan orang tua siswa terkait kejujuran peserta didik. Itu yang di lakukan MI Plus Al Bahroin Padangan sebagai upaya membentuk karakter jujur. Memberikan perhatian atau pelayanan yang adil kepada siswa dan meningkatkan kerjasama dengan orang tua siswa dengan tujuan bekarja sama untuk mendukung upaya sekolah untuk membentuk karakter jujur dan disiplin.  Menurut perkembangan pisikologis peserta didik pada usia sekolah dasar, siswa pada usia sekolah dasar sangat perlu pendampingan dari orang tua dan guru supaya siswa selalu merasa diperhatikan untuk menimalisir beberapa yang mungkin dilakukan anak pada usia tersebut. Ada beberapa pelanggaran yang mungkin akan dilakukan oleh siswa sekolah dasar adalah berbohong, tidak mau menjalankan kegiatan rutin di rumah, dan mengganggu teman kelas. Begitu juga dengan internalisasi karakter disiplin menggunakan strategi membangun kedekatan dengan siswa dan membangun komunikasi dengan orang tua siswa terkait dengan kedisiplinan siswa. 

Sesuai dengan yang diungkapkan (Atik Anjani Rahmah dan Mufidatul Aslamiyah sebagai guru kelas, wawancara, 15 Januari 2024, pukul 10.00), yaitu memberikan perhatian atau pelayanan yang adil sesuai dengan kebutuhan semua siswa, dan peningkatan kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat dengan tujuan bekerjasama untuk melaksanakan pendidikan karakter. Sesuai dengan perkembangan psikologi, siswa pada usia sekolah dasar butuh pendampingan dari orang tua dan guru agar peserta didik selalu merasa diperhatikan orang tua dan guru untuk menimalisir pelanggaran yang mungkin akan dilakukan oleh siswa.

 

Tahap-tahapan internalisasi nilai-nilai Islam untuk membentuk karakter jujur dan disiplin siswa 

Pada tahap internalisasi nilai-nilai Islam dalam membentuk karakter jujur di MI Plus Al Bahroin Padangan dilaksanakan melalui kegiatan pembiasaan, pembelajaran di kelas (kurikuler), ekstrakulikuler, dan kegiatan siswa yang lain (budaya sekolah) sudah sesuai atau sudah memenuhi proses-proses internalisasi pendidikan karakter dalam konteks mikro sehingga karakter jujur sudah menjadi karakter yang mengakar pada masing-masing siswa di MI Plus Al Bahroin Padangan. 

Ada tiga tahapan internalisasi nilai-nilai Islam untuk membentuk karakter jujur di MI Plus Al Bahroin Padangan. 

Yang pertama, tahap memberikan konsep jujur pada siswa. Hal ini selaras dengan pendapat Abdul Majid dan Dian Andayani yang menjelaskan tentang tahap transformasi nilai adalah tahap pertama yang harus dilakukan dalam internalisasi Pendidikan karater. Pada tahap ini memberikan pengetahuan tentang kejujuran dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang diintegrasikan dalam mata pelajaran, dan melalui ceramah-ceramah agama setelah kegiatan keagamaan dan ceramah agama di masukkan dalam kegiatan upacara bendera setaip minggunya. Sehingga siswa di MI Plus Al Bahroin Padangan mendapatkan pengetahuan secara teoritis mengenai makna kejujuran, mendapatkan ceritacerita keteladanan orang yang berbuat jujur dan relevansi jujur dalam aspek pengetahuan dalam kehidupannya, yang di kemas dalam buku yang diajarkan kepada siswa. Begitu juga dalam internalisasi karakter disiplin menggunakan tahapan membekali konsep disiplin pada siswa. Melalui tahap ini siswa diharapkan mampu memahami dan menghayati secara logis dan rasional tentang pentingnya kejujuran. Sesuai perspektif teori pelaksanaan pendidikan karakter konteks mikro, MI Plus Al Bahroin Padangan melaksanakan tahapan transformasi nilai kedisiplinan melalui pelajaran PKN, dilaksanakan juga melalui kegiatan-kegiatan ceramah keagamaan yang dilaksanakan setelah melakukan kegiatan pembiasaan yang ada di MI Plus Al Bahroin Padangan. 

Yang kedua, tahap memberikan pilihan perilaku dan mengajak untuk berprilaku jujur. Menurut Muhaimin, (1996.153) transformasi dilakukan oleh guru dengan cara komunikasi verbal untuk memberi informasi tentang nilai-nilai yang baik dan kurang baik, yaitu tahap transaksi nilai (moral feeling), tahap ini dilakukan melalui komunikasi dua arah berupa interaksi guru dengan siswa yang bersifat timbal balik.[2] Untuk menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh siswa terhadap perilaku jujur di MI Plus Al Bahroin Padangan dilaksanakan secara kontekstual sesuai dengan kebutuhan. Dengan memberikan pilihan situasi sehingga siswa akan memilih menggunakan perilaku jujur dalam kondisi yang dialami. Sehingga sekolah membuatkan kotak dan lemari khusus untuk barang temuan untuk melatih kejujuran siswa di sekolah.  Sama halnya dalam internalisasi karakter disiplin menggunakan tahapan memberikan pilihan perilaku dan mengajak berprilaku disiplin sehingga siswa merasa butuh pada nilai kedisiplinan. MI Plus Al Bahroin Padangan melaksanakan tahap transaksi nilai disiplin dilakukan dengan memberikan pilihan situasi sehingga siswa menggunakan perilaku disiplin pada kondisi yang sedang dialami. Seperti pada kegiatan upacara bendera, di berikan himbauan untuk tidak rebut dan upacara tidak akan dimulai kalau masih rebut dan tidak tertib. Begitu juga ketika pagi hari sebelum masuk kelas, sekolah melakukan pemeriksaan kerapian dan perlengkapan belajar siswa, bertujuan untuk memeriksa kesiapan belajar siswa di dalam kelas. 

Yang ketiga, tahap implementasi perilaku jujur siswa. Pada tahap ini sama seperti tahap transinternalisasi nilai (moral action), Siswa MI Plus Al Bahroin Padangan mengaplikasikan karakter jujur dalam semua kegiatan, baik berupa menyampaikan alasana dengan sebenarbenarnya ketika datang terlambat ke sekolah, mengakui dan meminta maaf ketika berbuat kesalahan, tidak mencontek ketika diberikan tugas, dan melaporkan temannya ketika melakukan kesalahan, meminta dijelaskan ulang ketika belum paham dengan apa yang dijelaskan guru. Perilaku jujur siswa tersebut merupakan wujud nyata keberhasilan internalisai nilainilai Islam yang dilakukan di MI Plus Al Bahroin Padangan. Begitu juga dalam tahap internalisasi karakter disiplin menggunakan tahap mempraktikkan perilaku disiplin siswa. Pada tahap ini sama seperti tahap transinternalisasi nilai (moral action), pada tahap ini siswa diharapkan mampu mengimplementasikan karak disiplin yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa di MI Plus Al Bahroin Padangan mengaplikasikan karakter disiplin dalam semua kegiatan. Karakter disiplin yang di terapkan seperti siswa harus datang ke sekolah tepat waktu, mengikuti segala bentuk kegiatan di sekolah yang telah terjadwal dan sesuai ketentuan, memakai seragam sesuai yang telah ditentukan, membiasakan mengantri dengan tertib, ikut menjaga fasilitas sekolah, tidak keluyuran ketika proses pembelajaran sedang berlansung serta taat dan patuh terhadap semua tata tertib yang ditetapkan sekolah. Perilaku-perilaku disiplin siswa tersebut merupakan wujud nyata keberhasilan internalisasi yang dilakukan guru di MI Plus Al Bahroin Padangan.

 

Dampak internalisasi nilai-nilai Islam untuk membentuk karakter jujur dan disiplin siswa 

Menurut Muhaimin, (1996.158) transformasi dilakukan oleh guru dengan cara komunikasi verbal untuk memberi informasi tentang nilai-nilai yang baik dan kurang baik. [3]Dampak yang berkaitan dengan keadaan siswa, apakah tamatan sekolah tersebut diterima atau tidak di sekolah-sekolah negeri dan sebagainya. Hasil juga dapat mengenai keadaan sekolah, seperti peningkatan kualitas dan popularitas sekolah, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sekolah dan sebagainya. 

Dampak dari internalisasi nilai-nilai Islam dalam membentuk karakter jujur dan disiplin siswa di MI Plus Al Bahroin Padangan, yakni dapat merubah keadaan sekolah yang lebih riligius dibuktikan dengan antusiasnya siswa mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan sekolah dan siswa lebih berkarakter, baik itu karakter jujur dan karakter disiplin, bertanggung jawab, amanah, percaya diri, saling menghargai, tolong menolong peduli kebersihan dan keindahan. Prestasi siswa meningkat baik secara akademik maupun non akademik dan, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga semakin tinggi. Maka internalisasi nilai-nilai Islam sangat urgen untuk diterapkan di sekolah untuk membentuk karakter jujur dan disiplin siswa.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun