Mohon tunggu...
Tiopan Sipahutar
Tiopan Sipahutar Mohon Tunggu... Konsultan - Doktor Kesehatan Masyarakat

TIOPAN SIPAHUTAR, merupakan lulusan Doktor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia. Berhasil menyelesaikan pendidikan doktor dalam 2,5 tahun, Tio (sebagai nama panggilan) sudah aktif meneliti dan bahkan menjadi aktivis penanganan stunting di beberapa wilayah di Indonesia. Hingga saat ini, aktif menjadi pengajar tidak tetap di FKM UI, menulis buku dan artikel kesehatan, dan menjadi konsultan untuk lembaga non pemerintah dan pemerintah. Beliau sudah menerbitkan beberapa tulisan ilmiah terkait stunting dan juga buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Lupa, Natal Adalah Peristiwa Kelahiran Yesus

21 Desember 2016   14:55 Diperbarui: 21 Desember 2016   15:09 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu saya kecil, masih membekas dengan baik gambar-gambar kartu Natal yang ada di rumah yang biasanya ditaruh Mamak di bawah pohon Natal. Gambar-gambar kartu yang saya ingat tidak ada gambar sinterklas melainkan gambar Maria dan Yusuf dengan bayi di dalam palungan, gambar malaikat yang menyambut kelahiran Raja, ada pula gambar orang majus yang mencari bayi Yesus dan juga sekedar gambar lilin sebagai simbol terang dunia.

Saat saya SMP dan SMA, kartu-kartu didominasi oleh gambar rumah-rumah yang bersalju dilengkapi dengan pohon natal berwarna-warni di depan rumah.

Saat saya kuliah, kartu Natal didominasi gambar-gambar merah dan sudah sangat jarang kartu Natal dengan gambar seorang bayi telah lahir ke dunia, Juruselamat dunia. Kalau mau, mungkin cari di toko-toko yang masih punya stok jadul alias yang gak laku-laku berhubung tidak mengikuti selera pasar.

Sekarang-sekarang ini, kartu Natal baik elektronik dan hard card itu didominasi oleh gambar rusa dan sinterklas. Entah apa hubungan rusa, sinterklas dan kelahiran Kristus. Ucapan Natal ada, tetapi Sinterklas lah yang mengucapkan selamat Natal lewat kartu itu. Seiring dengan perkembangan zaman dan juga kepentingan bisnis, dibuatlah ini icon sinterklas, rusa, topi, dll semakin booming. Lucu sih...saya gak anti juga dengan hiasan-hiasan ini.

Tetapi.....
mudah-mudahan tulisan saya ini tidak ekstrim. Bagi saya, sekarang ini, menjadi satu peringatan besar. Dimanakah Kristus saat kita merayakan Natal? Saat memasuki masa Natal, apa hal pertama yang kita ingat? Kristus kah atau Sinterklas? Jangan sampai, saat kita mengucapkan Selamat Natal, kita lupa bahwa Natal ini adalah peringatan akan kelahiran Kristus di dunia sebagai Juruselamat. Bukankah kita juga yang mendukung industri hiasan ini dengan lebih menonjolkan sinterklas? Bagi saya, memilih kartu (hard dan soft) dengan gambar klasik lebih berbobot dibandingkan dengan gambar sinterklas. Karena dengan melihat sekilas, langsung teringat kembali...oh iya...it is about Christ. Pesan yang disampaikan juga jelas, tidak hanya ho ho..ho..ho..tanpa makna tetapi pesan yang mengingatkan "telah lahir Juruselamat dunia".

Makanya, gak heran bukan jika sahabat-sahabat kita di seberang menyatakan topi sinterklas sebagai atribut Natal? Bagi saya, ini pun menjadi pertanyaan refleksi. Begitukah? Kita berperan di dalamnya.

Oleh karena itu, saya mulai dari diri saya sendiri. Saya posting foto-foto yang jika diberi label "klasik" karena gambar ini mencerminkan keadaan lebih dari 2000 tahun lalu (adakah yang lebih klasik?). Natal harus membawa kita kembali kepada perenungan bahwa Dia lahir untuk menyelamatkan dunia. Dia datang dalam kesederhanaan. Siapakah yang ada di sekelilingnya? Mereka adalah Malaikat dan gembala, bukan sinterklas.

"...sejumlah besar bala tentara sorga memuji Allah, katanya "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya"

Mari kita sambut Natal dengan mengingat kado Allah terbesar di sepanjang segala zaman kepada uman manusia yaitu Yesus penebus dosa manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun