Mohon tunggu...
Tinta Digital
Tinta Digital Mohon Tunggu... Administrasi - Akun ini saat ini bersifat pribadi dan dimiliki oleh satu orang

Tinta Digital adalah karya asli Kelas Cyber Journalism Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin . Semoga menjadi inspirasi buat pembaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjawab Pamali yang Sering Dilontarkan oleh Orangtua dengan Logika

28 November 2018   16:06 Diperbarui: 5 Desember 2018   19:15 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pamali jangan duduk di depan pintu nanti di tending mertua.

                   

Pasti sewaktu kita kecil sering mendengar tentang  "Pamali" kata pamali itu sendiri berasal dari bahasa sunda yang berarti tidak boleh / pantangan. Biasanya pamali sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya ataupun kepada sanak saudaranya .

Meski kini kita telah hidup di era modern yang serba canggih tidak dapat dipungkiri bahwa masi ada yang percaya dengan yang namanya pamali . sebenarnya kalau kita telaah lebih dalam pamali tersebut bisa kita logikakan seperti " gadis yang makan sayap ayam bisa jauh dari jodoh"

Kalau kita logika'kan sayap ayam mengandung banyak lemak dikhawatirkan remaja yang hormonnya sedang tidak stabil akan jerawatan setelah makan sayap ayam terlalu banyak, kalau kulit muka tak bersih gadis di anggap sulit dapat pacar. 

Adalagi pamali kepantai jangan memakai baju biru ataupun hijau nanti orang tersebut hilang hilang sebenarnya kalau dilogikakan alasannya pakaian berwarna hijau atau biru jadi terlihat samar ketika orang mengenakannya di pantai di takutkan, jika ada ombak besar menghantam dan orang tersebut terseret gelombang, tim sar kesulitan menolong korban karena warna pakaiannya hampir sama dengan warna laut.

nah bagaimana setelah kamu membaca pamali tersebut? Lebih tercerahkan bukan? Ternyata orang tua zaman dulu punya caranya sendiri untuk mendidik anak anaknya (Eryansyah)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun