Mohon tunggu...
Tini Siniati Koesno
Tini Siniati Koesno Mohon Tunggu... Human Resources - fokus kepada Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Inovasi dan Standar Instrumen Pertanian

bekerja di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Transformasi Digitasi Alat Bantu Penyuluhan Pertanian Guna Mengakselerasi Kinerja Kostratani

23 Juli 2021   00:30 Diperbarui: 23 Juli 2021   00:35 4315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa Model Pertanian Masa Depan, Memanfaatkan Artificial Intellegence (theagrinews.com; Juli 2021)

 Seiring perkembangan jaman, komunikasi dan informasi digital menjadi kunci kecepatan dan ketepatan serta keakuratan dalam mengakselerasi capaian kinerja di segala bidang.  Tak terkecuali dalam mengakselerasi terwujudnya kedaulatan pangan untuk 273,3 juta jiwa masyarakat Indonesia.  Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian membangun simpul Komando Strategi Pembangunan Pertanian yang dikenal dengan Kostratani yang ada di setiap Kecamatan.  

Platform kegiatannya berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yakni Internet of Things (IoT), dengan mengoptimalkan peran Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai home base.   Peran BPP sebagai penyedia singgle data pertanian, akses informasi teknologi, pasar dan penyediaan sarana produksi, memerankan sebagai pusat konsultasi agribisnis, pembelajaran petani, serta mampu membangun jejaring dan kolaborasi kerjasama dengan pihak lain.  

Oleh sebab itu perlu diperkuat SDM penyuluh pertanian dengan pemutakhiran keahlian dan ketrampilan dalam mengakses, memanfaatkan dan mengoptimalkam pengunaan aplikasi-aplikasi pertanian berbasis Internet of Things (IoT).

Dahulu, Penyuluhan dilakukan dengan tatap muka hadir di lokasi wilayah binaan (wilbi).  Sebagai kelengkapan materi penyuluhan, harus membawa alat peraga untuk membantu mempermudah petani mencerna materi yang disampaikan, dalam proses penyuluhan.  

Diantaranya: miniatur, poster, leaflet, peta singkap dan sejenisnya.  Untuk menyelesaikan penyuluhan di wilayah kerjanya, seorang penyuluh membutuhkan waktu sekitar sebulan (sistem lama 16 wilkel).  Belakangan ini, menghadapi problem jumlah penyuluh semakin berkurang, tidak seimbang dengan jumlah masyarakat petani yang dilayani.  Banyak penyuluh pertanian harus melayani 2 hingga 3 desa, sehingga untuk menuntaskan topik materi tertentu akan menghabiskan waktu 2 hingga 3 bulan.  

Cara ini sudah tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang yang sarat dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi digital, hingga melahirkan era revolusi industri 4.0.  Komunikasi dan informasi dari berbagai pihak, tak terbendung lagi.  Didukung dengan kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung reda hingga kini.  Pembatasan sosial diberlakukan begitu ketat untuk memutus mata rantai penularan.  Dampaknya beragam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan Internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi. 

Tak terelakkan dunia penyuluhan pertanian juga terkena imbasnya.  Utamanya dalam memberikan pelayanan bimbingan dan pendampingan penerapan inovasi kepada masyarakat tani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.  Kini dengan mengoptimalkan IT (tanpa batasan ruang dan waktu), secara bersamaan semua kelompok tani bisa dikunjungi secara virtual guna membahas dan menyelesaikan permasalahannya.  

Pada penyuluhan konvensional, seorang penyuluh sering mengguna-kan alat bantu penyuluhan seperti sudah disebutkan terdahulu.  Kini penyuluh harus bertransformasi dalam menggunakan alat bantu penyuluhan konvensional ke digital.  Di era ini penyuluh menjadi transformer, dengan menguasai beberapa aplikasi pertanian, sebagai alat bantu penyuluhan.

Ilustrasi Petani Milenial Melakukan Tansaksi Digital  Produk Pertanian Menggunakan Aplikasi Pak Tani Digital (Paktani Digital)
Ilustrasi Petani Milenial Melakukan Tansaksi Digital  Produk Pertanian Menggunakan Aplikasi Pak Tani Digital (Paktani Digital)
Ilustrasi Petani Milenial Melakukan Tansaksi Digital  Produk Pertanian Menggunakan Aplikasi Pak Tani Digital (Paktani Digital)
Ilustrasi Petani Milenial Melakukan Tansaksi Digital  Produk Pertanian Menggunakan Aplikasi Pak Tani Digital (Paktani Digital)

Sebagai extension transformer, mengharuskan penyuluh melakukan perubahan fundamental, dengan meningkatkan kapabilitasnya dalam mengoptimalkan dan pemanfaatan IT.    Berkaitan dengan hal tersebut, para penyuluh telah banyak mendapat dukungan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).  

Beberapa tahun terakhir ini, lembaga research tersebut telah banyak menciptakan dan membangun sistem informasi berbasis IoT, dalam bentuk ragam aplikasi pertanian guna memperkuat Kostratani hingga tingkat BPP. Beberapa aplikasi tersebut: 

1) Katam Terpadu, dipublikasikan 2013 dan Updated 2020;  2) Sistem Informasi Standing Crop Sentinel-

2) terintegrasi Katam Terpadu, akses http://KATAM.litbang.pertanian.go.id/main.aspx, menampilkan Informasi luas masing-masing fase standing crop (fase bera, fase air, fase vegetatif, fase generatif dan fase pemasakan) serta prediksi luas panen padi tiga bulan ke depan;  

3) Petani, bertujuan memudahkan pertukaran informasi antara pakar pertanian dan petani dengan memanfaatkan teknologi android yang sedang booming, di ciptakan 2014, updated Januari 2021 dengan fitur baru yaitu: forum diskusi dan kumpulan buletin, video pertanian, artikel dan fitur jual beli produk pertanian disertai harganya; 

 4) I-PETA-SDL, pelayanan peta sumberdaya lahan pertanian berbasis android;  

5) Pak Tani Digital, aplikasi marketplace, mempertemukan petani dengan pembeli akhir serta seluruh pemangku kepentingan di bidang agricultural; 

6) Sipakar Horti, Sistem Pakar Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan sub-sistem SISGen dan SIBES Horti untuk mengidentifikasi OPT berdasarkan gejala yang terlihat pada tanaman;  

7) Tanam, layanan informasi sentra produksi, kesesuaian lahan, kesesuaian varietas, konsultasi dan sarana produksi pertanian (saprodi), yang dikemas dengan kombinasi data peta dan data tabular serta disajikan untuk menuntun pengguna mulai dari awal sampai akhir dalam berusahatani;  

8) Takesi, Aplikasi melibatkan para ahli dan praktisi yang berkompeten di bidang Kesehatan hewan.  Aplikasi ini terdiri dari empat menu utama yaitu penyakit dan gangguan reproduksi sapi indukan, penyakit dan gangguan pada anak sapi, manajemen kesehatan sapi dan kontak ahli;  

9) MyAgri, menyajikan Informasi sayuran meliputi: benih, budidaya, perhitungan pupuk, mengenal hama dan penyakit serta pengendaliannya, alat mesin pertanian, pascapanen, pasar, dan tanya jawab dengan pakar via whatsapp, serta menampilkan video budidaya tanaman sayuran;  

10) I-Mofc Aplikasi mendukung Akselerasi Peningkatan Eskpor Buah-buahan serta dapat menjawab permasalahan dalam pengembangan pemasaran komoditas buah dan meningkatkan serapan produksi petani, meningkatkan konsumsi buah lokal, meningkatkan ekspor buah, menurunkan kehilang-an hasil, serta menstabilkan harga;  1

1) Sistem Informasi Organisme Pengganggu mengidentifikasi peubah iklim yang menentukan jenis dan luas serangan OPT pada pertanaman, menampilkan distribusi luas serangan OPT baik secara spatial maupun grafik. 

Penciptaan 11 aplikasi tersebut terpilih sebagai perubahan bentuk fumdamental alat bantu penyuluhan pertanian dari klasik ke digital.  Oleh sebab itu penyuluh wajib mengoptimalkan perangkat digital jaringan internet; Personal computer/pc. (laptop);  Android (memori internal:128 G;  ext. 256;  ram: 8-12), agar  lancar mengoperasikan aplikasi-aplikasi tersebut sebagai alat bantu penyuluhan.  Selain itu lengkapi dengan Asesories: headphone, tripot dan powerbank. Wajib pula mengoptimalkan kemampuan update aplikasi dan pengoperasian aplikasi komunikasi_informasi dengan mesin google.

Permasalahan yang harus dihadapi yaitu kenyataan Literasi digital petani kecil masih rendah dari aspek penguasaan penggunaan teknologi.   Selain itu, aspek finansial yang harus berbayar dalam mengakses informasi dan teknologi tersebut serta jangkauan jaringan internet belum merata kuat ke semua daerah akibat topografi dan bentuk fisiografi suatu wilayah.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sering memberikan motivasi "hidupnya pertanian adalah hidupnya bangsa, termasuk generasi milenial". "Saatnya sekarang berbicara pertanian yang maju, mandiri, dan modern". (TSK-Jul)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun