Pangan adalah hal yang paling hakiki dibutuhan untuk setiap Warga Negara Indonesia. Siapapun kita, mempunyai hak yang sama untuk bisa mengakses pangan. Menuntut ketersediaannya yang harus selalu ada setiap saat, dalam jumlah yang cukup kuantitas maupun kualitas (keseimbangan ketersediaan pangan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral), disebut juga sebagai ketahanan pangan.
Suatu gerakan ketahanan pangan sejatinya dimulai dari gerakan Family Farming. Â Suatu gerakan di setiap rumah tangga yang menharuskan menggunakan lahan pekarangan di sekitar rumah dioptimalkan memproduksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.Â
Tanpa kecuali untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga rumah tangga di perkotaan, atau yang disebut sebagai urban farming, yang merupakan miniatur usaha pertanian di kawasan perkotaan, seperti kota Surabaya.
Kota Surabaya, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) telah banyak mengembangkan kelompok-kelompok Urban Farming, yang didominasi oleh tanaman hortikultura: sayuran dan buah-buahan.Â
Bahkan di masa pandemi Covid-19, sekitar bulan Mei-Juni 2020, Walikota Surabaya, Ibu Risma menginstruksikan untuk mengoptimalkan lahan-lahan tidur yang ada, di sekitar perkantoran, pengembang perumahan, bantaran sungai. Â
Bahkan kota Surabaya itu, masih memiliki Taman Hutan Raya di beberapa kecamatan agar dioptimalkan dengan menanam tanaman pangan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengantisipasi prediksi akan terjadi kekurangan pangan di masa Pandemi yang tak kunjung usai.
Hasil identifikasi lahan yang dapat dioptimalkan untuk sumber pangan sekitar 39.478 meter persegi atau sekitar 3,95 hektar, yang ditanami dengan: jagung, singkong/ketela pohon, ketela rambat, dan talas.Â
Bahkan untuk daerah yang bukan perkampungan padat memungkinkan untuk mengembangkan ternak yang mudah dilakukan oleh masyarakat awam, misal unggas atau ayam, sebagai pangan sumber protein.
Mendukung Urban Farming yang mengarah pada pengembangan miniatur pertanian di kawasan perkotaan, kota Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian siap mengembangkan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB).Â
Diawali dengan bantuan DOC ayam KUB dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur sebanyak 300 ekor, DKPP Kota Surabaya bertekad untuk mengembangkannya secara serius. Tujuan yang hendak dicapai adalah selain sebagai pemenuhan kebutuhan pangan sumber protein, juga sebagai sarana edukasi masyarakat praktisi pertanian dan anak sekolah, serta perguruan tinggi.
Seperti diketahui bahwa DKPP kota Surabaya memiliki Miniagro yang merupakan wadah bagi masyarakat perkotaan untuk menambah pengetahuan dibidang pertanian.Â
Selain tanaman hortikultura (sayuran, buah dan tanaman hias) juga terdapat ternak (kambing, ayam, burung dan kelinci) dan ikan darat. Â Ayam adalah yang paling banyak diminati masyarakat, namun masih terbatas dengan ayam negeri petelur.Â
Kehadiran ayam KUB ini diharapkan sebagai pengembangan inovatif ayam kampung yang unggul dalam bertelur 160-180 butir per tahun.  Selain telurnya, ayam KUB yang jantan dapat dikonsumsi dagingnya yang paling diminati oleh masyarakat.
Lebih lanjut Ditambahkan bahwa target kebutuhan ayam untuk program tersebut dibutuhkan sekitar 10.000 ekor, maka tidak menutup kemungkinan kota Surabaya untuk menerima inovasi teknologi yang baru untuk ayam selain ayam KUB dari Balitbangtan.
Hal ini seolah gayung bersambut dengan pesan yang disampaikan oleh Kepala BPTP Jatim, Dr. Catur Hermanto ketika perwakilan DKPP kota Surabaya Berkunjung ke kantor BPTP Jatim (30/07/2020).
"Harapan kita dengan pemberian 300 ekor DOC ayam KUB untuk kota Surabaya ini, ada multi player effect. DOC tersebut dipelihara dan telurnya ditetaskan sehingga berkembang menjadi lebih banyak lagi. Ini yang dinamakan berkah, karena melalui 300 ekor DOC akan dapat menumbuhkan ekonomi, sumber pendapatan baru dari ternak unggas. Melalui cikal bakal DOC dari BPTP Jatim, ke depan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya diprediksi dapat menghasilkan DOC secara mandiri. Peluang pengembangannya cukup besar, karena di kota besar karena kemudahan akses terutama dalam distribusi pasar. ...."Selamat, Semoga Berhasil".