Operasionalitas rasionalisme ada pada transformasi ruang kelas. Ruang kelas harus berkembang menjadi arena tumbuh, bahkan bertarungnya pikiran. Menjadi wadah pikiran yang lahir dengan benar-benar merdeka. Dengan berpikir, siswa akan menemukan kebenaran. Sebab, kebenaran adalah hasil pencarian, bukan pemberian.
Semua orang bisa membayangkan betapa indahnya ruang kelas yang penuh diskusi. Tanya-jawab kritis dan ide-ide segar yang selalu muncul dari berbagai arah. Semua setara, semua pikiran diuraikan dan diuji bersama. Dalam hal ini, pendapat siswa bukan merupakan bentuk benar atau salah, melainkan tanda bahwa pikirannya sedang bekerja. Sekali lagi, menjadi tanda bahwa mereka ada.
Dalam ruang kelas seperti ini, siswa sedang belajar menjadi manusia rasional. Belajar berpikir dan bertanggung jawab atas pikirannya sendiri. Ketika ruang kelas menjadi tempat yang memerdekakan pikiran, maka setiap siswa sedang menapaki jalannya masing-masing menuju penemuan diri. Ia akan menemukan siapa dirinya melalui jalan pikirannya, persis seperti Descartes yang menemukan eksistensinya melalui "aku berpikir."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI