Bulan Ramadan, Rutan Demak Berikan Minuman Susu untuk Dukung Kesehatan Warga BinaanDi Rutan Demak, bulan Ramadan tidak hanya menjadi momen spiritual tetapi juga sebuah kesempatan untuk menunjukkan kepedulian kepada para warga binaan pemasyarakatan, khususnya para wanita yang menjalani masa hukuman. Dalam semangat kebaikan dan empati, pihak pengelola Rutan Demak memutuskan untuk memberikan tambahan makanan berupa minuman susu kepada para warga binaan wanita selama bulan suci Ramadan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi.
Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk memastikan bahwa para warga binaan wanita dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan mereka. Para petugas Rutan Demak juga berharap bahwa dengan tambahan minuman susu ini, para wanita yang sedang menjalani masa tahanan akan merasakan dukungan moral serta penghargaan atas upaya mereka dalam menjalankan ibadah puasa di tengah keterbatasan lingkungan.
Menanggapi keputusan ini, Kepala Rutan Demak, Heri Mujiono, menyampaikan bahwa pemberian minuman susu sebagai tambahan makanan selama bulan Ramadan merupakan bagian dari program rehabilitasi yang bertujuan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental para warga binaan. Beliau juga menekankan pentingnya memberikan perhatian ekstra kepada para warga binaan, terutama di momen-momen penting seperti bulan Ramadan.
Para warga binaan wanita sendiri merespons dengan sukacita dan terima kasih atas kebijakan tersebut. Mereka menyatakan bahwa pemberian minuman susu sebagai tambahan makanan sangatlah berarti bagi mereka, karena selama ini asupan nutrisi terkadang menjadi tantangan di dalam lingkungan penahanan.
Pemberian minuman susu ini juga diharapkan dapat menjadi contoh positif bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam memberikan perhatian yang lebih kepada para warga binaan, terutama dalam konteks kesehatan dan nutrisi selama bulan Ramadan.
Dengan langkah-langkah seperti ini, Rutan Demak tidak hanya berfungsi sebagai tempat penahanan, tetapi juga sebagai lembaga yang peduli dan berempati terhadap kebutuhan para warga binaan, menjadikan proses rehabilitasi menjadi lebih manusiawi dan berdaya guna bagi mereka yang berada di dalamnya.
