Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Terlalu "Permak" Tampilan Ma'ruf Amin, Jokowi Bisa Dipunggungi Kaum Konservatif dan Milenial

21 Agustus 2018   22:47 Diperbarui: 22 Agustus 2018   11:12 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berlomba meraih dukungan Milenial di jalur salah [diolah dari Kompas.com, Tirto.id, cloudblog.microsoft.com]

Saya kira Tim Pemenangan Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin lupa, bahwa selain untuk mencegah eksploitasi sentimen agama dalam Pilpres, pemilihan Ma'ruf Amin sebagai cawapres juga untuk menarik dukungan kalangan konservatif.

Kalangan konservatif adalah kaum puritan, golongan masyarakat berpaham tua yang masih gandrung akan simbol-simbol keagamaan dibandingkan nilai-nilai kebaikan universal agama dalam menentukan pilihan politik.

Kelompok ini gemar memandang sesuatu dari kulit atau kemasan. Bagi mereka KH Ma'ruf Amin adalah ulama bukan karena praktik hidupnya sehari-hari dan pemahamannya akan hakikat agama, namun karena sepaket lengkap dengan simbol-simbol identitas yang dikenakannya, termasuk caranya berbusana, berbahasa, dan gestur tubuhnya.

Maka mengubah cara berbusana, bertutur kata, dan gestur KH Ma'ruf Amin agar lebih "enak dipandang" dalam kacamata milenial justru berisiko kehilangan simpati kalangan konservatif, basis dasar atau segmen utama pemilih Ma'ruf Amin.

Rencana mengubah cara berpenampilan Ma'ruf Amin ini disampaikan Asrul Sani, Sekjen Partai Persatuan Pembangunan, PPP (Tribunnews.com, 19/08/2018).

Lebih parah lagi, bukan sekadar kehilangan dukungan dasar KH Ma'ruf Amin, Jokowi-Ma'ruf Amin juga akan gagal meraih dukungan tambahan kalangan milenial, bahkan mungkin saja kehilangan dukungan yang sudah ada.

Ada 2 alasan untuk menduga demikian.

Pertama, diutak-atik bagaimanapun, dari sisi penampilan KH Ma'ruf Amin tak mungkin bisa bersaing dengan Sandiaga Uno yang usia dan kulturnya lebih dekat dengan generasi milenial. Istilah gaulnya, dipoles bagaimana pun barang KW ya tetap KW, tak bisa menggungguli yang original.

Kedua, seperti yang disampaikan politisi milenial asal PSI Tsamara Amany, Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf gagal paham hakikat generasi milenial. Mereka menyangka generasi milenial adalah generasi dangkal nalar yang menentukan prefensi politiknya berdasarkan penampilan, bukan menurut konten visi, misi, platform, dan program yang diusung pasangan calon (Detik.com, 19/08/2018).

Gagal paham seperti ini bisa berdampak fatal. Alih-alih meraih simpati, rekayasa penampilan KH Ma'ruf Amin justru bikin enek para pemilih pemula dan menyinggung perasaan mereka karena seolah-seolah tim Jokowi-Ma'ruf memandang mereka sebelah mata sebagai generasi kemasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun