Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamilus Tupen, Masih Hal Baik dari NTT

13 Mei 2018   17:12 Diperbarui: 16 Juni 2018   17:19 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamilus Tupen. Sumber: facebook.com/Kamilus Tupen Jumat

Tahun lalu, kebetulan sedang punya hajatan di Flores Timur, saya sempatkan diri menjumpai Pak Kamilus. Saya tidak puas jika hanya mendengar ceritanya via media sosial. Tiga malam saya bermalam di rumahnya dan menghabiskan tiap malam hingga larut dengan berdiskusi dan berdebat.

Bersama Pak Kamilus, Mei 2017. Sumber: facebook/Kamilus Tupen Jumat
Bersama Pak Kamilus, Mei 2017. Sumber: facebook/Kamilus Tupen Jumat
KTL  sedang dalam metamorfosa menjadi BUMDes. Perubahan yang baik. Saya setuju dengan Pak Kamilus. Bukan nama lembaga yang mesti dipertahankan, tetapi penerapan prinsip-prinsipnya yang harus diperluas.

Ketika UU Desa berlaku, Pak Kamilus dengan cepat menyadari strategisnya UU ini bagi pewujudan kedaulatan desa di Tuwa Goetobi atau Honihama (nama asli saat masih berupa kampung adat). Ia mencalonkan diri dan terpilih menjadi ketua BPD.

Dalam posisinya sebagai ketua BPD (DPR tingkat desa), Pak Kamilus mendorong partisipasi penuh rakyat desa dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan desa. Termasuk dalam menorong berdiriinya BUMDes, yaitu KTL dalam format baru, KTL dalam jubah BUMDes.

Ada beberapa gagasan model bisnis berbasis ekonomi gotong-royong yang sedang diperjuangkan Pak Kamilus melalui BUMDes. Saya belum akan ceritakan di sini sebelum mulai melihat langkah-langkah konkritnya.

Satu hal luar biasa yang lihat sungguh bermanfaat dari posisi Pak Kamilus sebagai ketua BPD adalah partisipasi  masyarakat desa dalam musyawarah desa yang dimulai sejak musayawarah dusun. Baru pernah saya lihat peserta musdus dihadiri begitu banyak orang dan musdes yang layaknya sebuah festival.

Musayawarah Dusun Lewowerang 24 April 2018 sebagai proses menuju Musawarah Desa Tuwa Goetobi. Baru musyawarah dusun sudah sebanyak ini. Sumber: Facebook/Kamilus Tupen Jumat
Musayawarah Dusun Lewowerang 24 April 2018 sebagai proses menuju Musawarah Desa Tuwa Goetobi. Baru musyawarah dusun sudah sebanyak ini. Sumber: Facebook/Kamilus Tupen Jumat
Tetapi saya cemas melihat Pak Kamilus mulai terlalu sering bepergian ke luar daerah. Saya tidak tahu untuk urusan apa April lalu ia repot-repot menghadiri Jambore Masyarakat Gambut di Kalsel. Kadang-kadang, dunia NGO menjadikan para aktor perubahan sebagai toserba, semua mau diurusi dan pada ujungnya semua terbengkelai.

Kecemasan lain saya, yang hingga kini belum dapat obatnya adalah Pak Kamilus belum tampak menghasilkan kader-kader penerus yang sehebat dirinya.

"Jika Om mau urus sendiri semuanya, saya kuatir Om akan stres dan jadi  tak sabar menanti hasil. Om bisa jadi diktator. Umumnya diktator, kecuali Harto dan Hitler, pada dasarnya orang baik. Tetapi karena tak sabar dan tidak percaya orang lain, jadilah ia diktator. Satu hal lagi, jika Om mati dan belum ada kawan lain bisa gantikan kapasitas Om, hal-hal baik yang sudah tercapai lenyap seketika." Selalu demikian pesan saya ketika bertemu dirinya.

Well, ia akan membaca ini. Saya tunggu saja apa pembelaannya via inbox medsos atau telepon.

***

Tilaria Padika

13052018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun