Meskipun hampir semua kampus di Malang melaksanakan perkuliahan secara daring, tak sedikit mahasiswa yang memutuskan untuk tetap berada di Malang. Bahkan mendekati akhir tahun, banyak mahasiswa yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke Malang dikarenakan suasana belajar di rumah yang kurang kondusif. Ini merupakan kabar baik bagi pengusaha kuliner, karena artinya secara perlahan mereka kembali mendapatkan pasarnya.
Dari penurutan sang penjual, pemerintah tidak memberikan perhatian khusus secara langsung untuk pelaku usaha kuliner. Menurut saya hal ini sangat bisa dimaklumi, mengingat hampir semua sektor sangat merasakan dampak dari pandemi, dan bidang kesehatan adalah yang saat ini perlu menjadi prioritas. Namun bukan berarti pemerintah menelantarkan begitu saja. Kewajiban menjalankan protokol kesehatan di berbagai tempat merupakan wujud perhatian dari pemerintah untuk kemaslahatan bersama, meskipun usaha kuliner harus merasakan pahitnya kebijakan ini.
Meskipun pemerintah tidak memberikan perhatian khusus, namun aplikasi pemesanan makanan daring seperti Grab dan Gojek telah membantu banyak usaha kuliner untuk tetap bertahan. Terhitung dari awal pandemi sampai artikel ini dipublikasikan, Gofood dan Grabfood masih rutin memberikan voucher promo. Bahkan di beberapa tanggal yang spesial, dua startup bidang transportasi ini bisa memberikan diskon besar-besaran hingga mencapai 50%. Selain dalam bentuk diskon, pihak Gojek juga pernah membantu usaha kuliner dengan membagikan masker kepada restoran mitranya.
Dari pihak luar, tak sedikit pula orang-orang yang juga ambil andil dalam membantu usaha kuliner. Saat awal pandemi, terjadi gerakan order gofood/grabfood beramai-ramai untuk membantu restoran dan driver. Biasanya setelah melakukan order, pemesan tidak mengambil orderannya, melainkan diberikan ke driver yang mengantarkan. Awalnya gerakan ini sangat membantu, karena akibat pandemi driver ojek daring memang mengalami penurunan pendapatan. Namun sayangnya tak sedikit pihak yang menyalahgunakan kesempatan ini, biasanya dari kalangan konten kreator media sosial. Contohnya adalah maraknya prank yang dilakukan kepada pihak driver, mempertontonkan rasa kasihan demi mengais adsense.
Kebetulan saya termasuk mahasiswi yang memutuskan untuk tidak balik ke kampung halaman sejak awal pandemi, tentunya dengan konsekuensi uang bulanan dikurangi dan harus hidup dengan berhemat. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin sekali membantu banyak orang yang terdampak. Namun dikarenakan saya juga harus menghemat pengeluaran, saya tidak bisa membantu banyak selain dengan sesekali memesan makanan via aplikasi pemesanan online ataupun mengunjunginya langsung ke warung untuk nantinya saya santap di indekos. Dan kali ini, saya ingin membantu mempromosikannya melalui sosial media yang saya punya.
Dengan jumlah pengikut yang sangat jauh dari kata banyak, saya yakin bahwa dampak yang dapat saya berikan memang tidak begitu besar. Gerakan ini saya pilih tak lain dan tak bukan adalah dikarenakan kondisi covid yang semakin meningkat di Malang, sehingga saya memastikan bahwa hal yang saya lakukan tidak memperkeruh keadaan. Harapan saya, setidaknya melalui promosi yang saya lakukan ini, warung yang saya promosikan akan masuk ke dalam list destinasi wisata kuliner teman-teman saya di sosial media jika nantinya sudah kembali ke Malang.
Tak hanya Nasi Goreng Godong, keesokan harinya saya juga membantu mengunjungi berbagai kuliner di sekitaran kampus yang biasanya saya beli sepulang kuliah. Sedih rasanya melihat banyaknya warung yang tutup atau berganti bisnis. Namun begitulah kenyataan pahit yang kita semua harus terima akibat pandemi ini. Kini, saatnya untuk kita semua menurunkan ego masing-masing/ Mari kita saling bah- membahu, berjuang dan bertahan sampai pandemi ini berakhir.