Mohon tunggu...
Kartika Edukasi
Kartika Edukasi Mohon Tunggu... Guru - Media Informasi Pendidikan

Salah Bahagia, Guru Penggerak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak

27 November 2020   17:27 Diperbarui: 27 November 2020   17:45 2504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

                          Metode Ice Breaking Berupa Yel-Yel Melalui Aplikasi Zoom Dalam Menumbuhkan Motivasi Dan Konsentrasi Belajar Siswa

Nama CGP    :           Luh Putu Kartika Dewi, M.Pd

Instansi           :           SMP PGRI 1 Denpasar

 

Latar Belakang

       Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.

       Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19) menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet.

       Berapa dampak yang dirasakan murid pada proses belajar mengajar di rumah adalah para murid merasa dipakasa belajar jarak jauh tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah. Kendala selanjutnya yaitu murid belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, murid terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-temannya, bermain dan bercanda gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para gurunya, dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka.

       Berdasarkan hasil tindakan aksi nyata 1 siswa membuat suatu aspirasi yang merupakan keluh kesah murid selama mengikuti pembelajaran daring, rata-rata murid menulis dalam “mind mapping” tersebut bahwasanya murid tidak mengumpul tugas dikarenakan 1) bosan dengan situasi PJJ, 2) banyak tugas dari guru, 3) ada beberapa tugas yang tidak dimengerti, 4) koneksi internet yang dimiliki terbatas, 5) malas mengerjakan tugas, 6) konsentrasi siswa belum terfokus untuk belajar. Beranjak dari hasil aspirasi tersebut saya sebagai pendidik ingin agar murid lebih termotivasi dan konsentrasi dalam pembelajaran, dan memberikan kenyamanan dalam  lingkungan belajar yang menyenangkan untuk siswa.

       Motivasi belajar merupakan suatu dorongan, keinginan dan minat dalam belajar. Apabila seseorang memiliki motivasi dalam belajar, maka konsentrasi akan pembelajaran pun lebih terpusat. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat menumbuhkan motivasi dan konsentrasi belajar siswa yaitu dengan metode Ice Breaking berupa Yel-Yel diharapkan dengan metode ini murid lebih terfokus lagi dalam belajar, situasi belajar daring memberikan kesan menyenangkan sehingga siswa menjadi nyaman, motivasi intrinsik dalam belajar akan muncul dengan sendirinya.

Deskripsi Aksi Nyata

Tindakan aksi nyata yang dilakukan dapat dilihat melalui bagan berikut.

       Pada tindakan aksi nyata ini nyata ini, hal pertama di lakukan guru seperti biasa mengecek kehadiran dalam mengikuti zoom. Absensi tetap dilakukan walaupun pembelajaran daring, karena kegiatan ini melatih kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kedua guru memaparkan materi listrik dalam bentuk power point. Media power point memberikan ketertarikan pada siswa dalam belajar, kare media ini selain dapat menampilkan tulisan juga dapat menampilkan gambar, sehingga siswa lebih tertarik dalam mendengan penjelasan gurunya.  Ketiga agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran maka guru menunjuk siswa untuk menyampaikan yel yel yang sudah di himbau sebelumnya. Sebelum pertemuan, gur sudah menugaskan ke siswa agar menyiapkan sebuah yel-yel, dimana konsep nya yang menyenangkan dan memberikan semngat pada temannya dalam mengikuti pembelajaran. Yel-yel ini merupakan metode ice breaking agar murid lebih terfokus lagi dalam belajar. Selanjutnya guru memaparkan materi lanjutan. Langkah selanjutnya guru mengecek kemampuan siswa dengan melakukan tes lisan, pada tes lisan ini siswa yang memberikan jawaban atau tanggapan. Selanjutnya guru bersama siswa sama-sama menyimpulkan materi dan pelajaran positif yang dapat diambil dalam pertemuan ini.

       Cara dan metode yang saya terapkan dalam pembelajaran daring ini adalah menggunakan aplikasi Zoom yakni dengan menggunakan aplikasi ini walaupun baru dikenal oleh siswa, memberikan kesan berbeda, sehingga siswa setiap pertemuan dapat menerka nerka metode apa yang digunakan oleh guru nya.

       Tujuan kegiatan ini adalah Dengan adanya metode ice breaking  berupa yel-yel ini, 1) siswa lebih termotivasi dan konsentrasi dalam pembelajaran, 2) memberikan kenyamanan dan lingkungan belajar yang menyenangkan untuk siswa sehingga fokus siswa dalam belajar lebih baik lagi, 3) membangun kembali suasana agar santai, 4) menjaga stabilitas kondisi fisik dan psikis siswa agar tetap segar dan nyaman dalam menyerap informasi. Menurut sebuah penelitian, masa konsentrasi siswa sangat pendek. Fokus dan daya serap siswa terhadap pelajaran hanya di 15 menit pertama. Di fase ini, siswa mudah sekali menyerap informasi yang disampaikan guru. Setelah itu, seiring berjalannya waktu daya memori dan konsentrasi murid mulai menurun. Pada saat inilah guru harus melakukan ice breaking. Karena pada saat itu siswa mulai mengalami kejenuhan dan membutuhkan penyegaran agar potensi mereka menyerap pelajaran berjalan maksimal.

       Ice breaking dapat diartikan sebagai suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Ice breaking digunakan untuk menciptakan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Ice breaking juga bukan menjadi tujuan utama dalam pembelajaran, namun merupakan pendukung utama dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.

Hasil Aksi Nyata

Hasil tindakan dari aksi nyata yang sudah dilakukan adalah

  • Meningkatnya motivasi belajar siswa yang dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
  • Siswa lebih konsentrasi dalam mengikuti proses PBM, yang dilihat dari ketika diberikan test lisan siswa mampu menjawab
  • Siswa memiliki kreatifitas dalam membuat yel-yel
  • Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan (kegagalan atau keberhasilan)

Kegagalan

Kegagalan pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksi nyata ini adalah, 1) tidak semua siswa dapat berkreativitas membuat yel-yel, 2) masih terdapat siswa yang belum siap ketiga ditunjuk dalam menampilkan yel-yel.

Keberhasilan

Keberhasilan pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksi nyata ini adalah, 1) mampu menciptakan suasana yang menyenangkan, 2) berhasil menggali kreativitas siswa yang berbeda, 3) berhasil memusatkan perhatian dan fokus siswa dalam belajar, 4) berhasil membuat suasana pendukung dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

                  Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang adalah:

  1. Menerapkan Ice Breaking jenis yang berbeda
  2. Membuat pola pengajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media yang inovatif lain sehingga mendorong motivasi siswa dalam belajar.
  3. Selalu memberikan pembelajaran moral dan budi pekerti sebelum diberikannya materi esensial, hal ini bertujuan agar siswa memiliki akhlak yang mulia.
  4. Membuat suatu refleksi dan feed back  diakhir pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun