Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Saya Melawan Kehendak Tuhan

26 September 2022   21:16 Diperbarui: 26 September 2022   21:21 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dan kita adalah hadiah yang sangat unik bagi sesama. Kehadiran kita turut mewarnai perjalanan hidup sesama dimanapun kita berada. Setiap kita pasti merasa senang ketika kita bersama dengan orang-orang yang kreatif entah itu dalam hal apapun. 

Kebersamaan kita akan cukup berarti bila kita mampu  memberikan yang terbaik bagi sekitar kita dan seolah kebersamaan itu menuntut kita untuk berlomba-lomba melakukan kebaikan. Barangkali itulah tujuan Tuhan menciptakan kita dengan berbagai talenta.

Beberapa waktu yang lalu bersama dengan teman-teman satu komunitas kami membahas yang namanya talenta. Kebetulan saja diskusi ini berlangsung dimeja makan. Jadi selama bersantap malam kami tuntaskan sebuah topik yang sangat real dengan kehidupan kami. 

Dalam diskusi tersebut kami membahas tentang bakat yang kami miliki yang kami anggap sebagai karunia dari Tuhan sekaligus sebagai sarana dalam pelayanan kami.

Banyak teman-teman yang berkisah tentang bakat mereka sekaligus juga menjadikan bakat sebagai bekal dalam pelayanan pastoral misalnya dibagian musik, katekese dan bagian medis. 

Mendengar pengalaman dari teman-teman saya pun mulai berbicara tentang bakat saya yakni berkreasi bersama anak-anak. Saya suka mendampingi anak-anak oleh karena itu saya distudikan dan ditugaskan dibagian pendidikan sebagai tenaga pengajar. Selain itu saya juga berbakat di bagian solmisasi tetapi saya kurang melatih diri sehingga kurang trampil. 

Sebelum saya menjadi seorang guru, saya suka bermazmur, berdirigen, dan selama saya dibangku studi saya menjadi pelatih mazmur dan dirigen  untuk misdinar dan umat Allah. Tetapi karena saya sudah selesai studi dan disibukkan dengan kegiatan sekolah maka saya lebih fokus pada tugas perutusan saya yang baru yakni sebagai guru.

Suatu hari tanpa sengaja saya terjatuh, tangan kiri saya tidak bisa bergerak. Saya merasa tangan kiri saya selalu keram dan sulit untuk digerakkan. 

Pada saat itu juga seorang saudari meminta saya untuk memberikan les kepada para calon dibagian liturgi khususnya solmisasi sekaligus latihan dirigen. Pada saat saya diminta tanpa berpikir panjang saya langsung menolak dengan alasan tangan saya sakit.

Mendengar jawaban saya itu saudari tersebut menjawab saya dengan iseng "kalau kamu melatih mereka pasti tanganmu itu akan sembuh". Mendengar perkataan itu saya terkejut, saya berpikir jangan-jangan memang apa yang dikatakan itu adalah benar. Sekali lagi saya menjawabnya '' Baiklah kalau begitu saya akan masuk dan mengajari mereka mulai minggu depan''

Seiring berjalannya waktu saya memulai tugas baru saya itu, kesempatan itupun saya gunakan untuk melatih diri kembali dalam hal solmisasi. Saya tidak terlalu fokus dengan tangan saya yang sakit yang penting bagi saya adalah berusaha semampuku untuk memberikan yang terbaik terhadap para saudari muda.

Bulan ini merupakan bulan yang ketiga bagi saya menjadi pendamping mereka dalam hal solmisasi. Saya merasa bahwa saya tidak mengalami kendala selama melatih mereka, saya tidak pernah mengeluh sakit apalagi menolak untuk bersama dengan mereka. Justru kebersamaan dengan mereka membuat saya menjadi sembuhm tangan saya bisa bergerak seperti biasa dan saya semakin trampil dalam bidang tersebut.

Saat ini saya disadarkan kembali bahwa memang ketika saya melawan bahkan mengabaikan kehendak Tuhan atas diriku maka resikonya adalah seperti ini. Saya tidak pernah menduga bahwa tangan saya akan sakit kalau saya mengubur bakat saya.

Melalui kejadian ini saya diingatkan Tuhan saya ditegur bahwasanya pemberian Tuhan terhadap saya hendaknya saya gunakan sebagai sarana untuk melayani orang lain. 

Tuhan tidak menuntut yang muluk-muluk dari saya Dia hanya mau supaya talenta yang dititpkan kepada saya ,saya kembangkan, saya rawat dan saya gunakan dengan baik.

Nah, teman-teman barangkali kalian mengalami hal yang sama dengan saya. Bahwasanya penyakit yang kita alami bukan saja karena unsur sengaja ataupun yang harus ditangani oleh medis. 

Ketika kita sakit atau mengalami situasi yang kurang nyaman mari kita bermenung sejenak barangkali ada kebaikan Tuhan yang kita abaikan dalam hidup kita. Bisa jadi situasi yang kita alami adalah teguran Tuhan terhadap kita. 

Mari kita jeli melihat segala kebaikan Tuhan, hendaknya kebaikan itu kita gunakan sebagai alat atau sarana untuk membantu bahkan menyelamatkan sesama. 

Saya menyadari bahwa apa yang saya miliki bukanlah hanya karena kemampuanku sendiri, bukan karena kehebatanku tapi karena Tuhan mau memakai saya sebagai alatnya untuk menyetakan karya keselamatanNya terhadap dunia.

Saya berharap semoga dengan segala kemampuan yang saya miliki saya menajdi pribadi yang rendah hati, solider dan berlapang dada. Biar saja miskin akan materi tapi kaya akan Iman dan kaya akan hati.

Semoga bermanfaat..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun