Mohon tunggu...
Titin H
Titin H Mohon Tunggu... Lainnya - GPR

simpel gak neko2

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari BRI Untuk Digitalisasi Pasar Tradisional

8 November 2022   13:23 Diperbarui: 8 November 2022   13:25 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Jokowi menargetkan  30 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)  masuk dalam ekosistem ekonomi digital pada 2024. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Paripurna MPR/DPR  jelang HUT ke-77 RI. Digitalisasi UMKM akan memberikan multiplayer effect bagi peningkatan perekonomian nasional.

Digitalisasi UMKM adalah penggunaan teknologi untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis UMKM. Digitalisasi menjadi jalan UMKM naik kelas sekaligus mendorong pertumbuhan UMKM.

Digitalisasi tidak hanya digunakan dalam pemasaran namun juga digunakan dalam pencatatan keuangan, sistem inventori dan proses bisnis lainnya. Di era teknologi informasi seperti sekarang ini menuntut semua proses bisnis dilakukan secara cepat dan efisien.

Digitalisasi UMKM dilakukan untuk meningkatkan daya saing dan memperluas akses pasar UMKM. Melansir dari laman www.bri.co.id, manfaat digitalisasi UMKM meliputi memperluas jaringan pemasaran, merespon perubahan gaya hidup, mempermudah konsumen melakukan transaksi, dan meningkatkan pendapatan UMKM.

Dukungan BRI untuk digitalisasi pasar tradisional

Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank milik pemerintah terbesar, terus berupaya mendorong inovasi dan digitalisasi UMKM agar sektor ini dapat berkembang. Hal ini sesuai dengan misi BRI yakni melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada segmen mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

Salah satu dukungan BRI terhadap digitalisasi UMKM adalah melalui pengembangan web pasar (www.pasar.id) . Platform web pasar memungkinkan produsen dan konsumen pasar tradisional untuk dapat bertransaksi secara online. Artinya konsumen  bisa berbelanja tanpa perlu lagi harus ke pasar.

Pemberdayaan pedagang tradisional melalui web pasar perlu dilakukan untuk menjawab tren belanja online. Mengutip www.katadata.com Indonesia menempati urutan nomor 5 sebagai negara yang warganya paling sering belanja online. Tren belanja online dari tahun ke tahun diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini menjadi peluang pedagang pasar tradisional untuk masuk ke pasar digital.

Kehadiran platform web pasar juga menjadi solusi pedagang pasar tradisional untuk berjualan pada saat pandemi Covid-19. Semenjak pandemi Covid-19 omzet penjualan pedagang pasar tradisional menurun.

Melansir dari laman www.bisnis.com, sebanyak 4.500 pasar tradisional dan 108.000 pedagang telah menggunakan platform web pasar.  BRI berkomitmen mengembangkan web pasar dengan target membangun 5.241 web pasar dan memberdayakan 520.410 orang pedagang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun