Mohon tunggu...
Qonitatillah -
Qonitatillah - Mohon Tunggu... -

Saya ibu 3 orang anak, sebentar lagi lahir yang keempat. Alumni Kimia ITS 2001 dan sekarang baru saja menyelesaikan studi master di Universiti Teknologi Malaysia. Berminat dengan dunia tulis menulis sejak kecil dan berharap mampu berbagi ide dan kebahagiaan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Master Botok atawa Ayam Penyet

19 Juli 2010   05:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak kisah-kisah lucu dan menyentuh seputar perjalanan kuliah di luar negeri. Seringkali orang beranggapan bahwa mereka yang kuliah di luar negeri pastilah banyak duit dan sejahtera hidupnya. Jarang yang mengetahui bahwa tidak sedikit yang harus super banting tulang untuk bertahan hidup karena tingginya biaya hidup sekaligus berupaya agar studi cepat kelar.

Ini pula yang kami alami semenjak tiga tahun menuntut ilmu di Johor Bahru. Famili-famili kerap kali menelpon atau sms menawarkan tanah dijual, kredit rumah berbunga rendah agar sepulangnya ke tanah air langsung punya tempat tinggal dan adik-adik yang tak henti-hentinya minta kiriman bulanan. Susah hendak menerangkan bahwa hidup di rantau ini kaki jadi kepala dan kepala jadi kaki!

Tidak semua mahasiswa yang belajar di Malaysia mendapat beasiswa atau sponsor. Sebagian besar menerima sebagai mahasiswa yang mengerjakan proyek dosen atau sebutankerennya Research Student Grant (RSG). Ada yang digaji lumayan namun ada pula yang pas-pasan. Resiko dramatiknya pula, begitu proyek habis temponya maka habis pula sumber keuangan yang bisa diandalkan. Kalau sudah begini, ada yang segera cari proyek baru dengan resiko beban pekerjaan bertambah: mengerjakan riset master atau doktorat sekaligus proyek baru yang kadangkala tidak berhubungan dengan riset yang dikerjakan. Ada pula yang kembali meminta bantuan orangtua, cari pinjaman atau memilih kembali ke tanah air.

Namun ada beberapa orang yang patut diacungi jempol. Ada seorang kawan yang menempuh waktu hampir 12 tahun untuk merampungkan studi master dan doktornya. Bayangkan, 12 tahun! Anakpun dapat 4 orang! Hebatnya bukan perkara banyak anak atau tabahnya ia menjalani belasan tahun mengerjakan riset. Akan tetapi usahanya yang pantang mundur untuk menyelesaikan studi dengan kondisi tersebut. Bea siswa atau proyek jelas tak diberi sepanjang waktu itu. Kalau orang lain mungkin memilih cabut pulang kampung. Toh, sudah jadi dosen negeri!

Kawan ini memilih menjemput rizki Allah dengan berjualan ayam penyet! Makanan khas Jawa ini sekarang sangat populer di Johor Bahru. Kemana-mana akan dijumpai dengan mudah menu yang menggugah selera ini. Orang Melayu menyebutnya dengan ayam penyek! Restoran-restoran besar seperti MarryBrownpun menjadikan ayam penyet sebagai menu istimewa.

Saya tidak tahu, mungkin kalau Pak Soegeng tidak pernah merintis usaha ayam penyetnya di kedai belakang Jusco Taman U orang Johor tidak akan kenal dengan sajian yang membuat air liur menetes ini. Ayam gorengnya dibuat dari ayam tua yang direbus dengan air kelapa dan bumbu-bumbu khas jawa. Sambelnya pedes manis dan gurih karena dibuat menggunakan gula merah dan kemiri selain bahan dasar sambal sebagaimana lazimnya. Lalapnyapun fresh! Belum lagi potongan ayam setengah ekor yang digoreng garing atau nyemek-nyemek sesuai pesanan.

Mak nyossssss….

Tetesan keringat dan perjuangan beliau menginspirasi kawan-kawan yang lainnya. Beberapa tertarik menjadikan bisnis kuliner ini sebagai usaha sampingan untuk membantu asap dapur mengepul, beberapa diantaranya bahkan menjadikan sumber utama pemasukan keuangan keluarga. Maka tidak susah mencari makanan dan jajanan khas Indonesia di Johor Bahru, apalagi di sekitar kampus Universiti Teknologi Malaysia. Kepingin bakso? Ada. Gado-gado, bakwan, rawon, soto. Masakan Minang atau empek-empek kapal selam? Tahu isi dan combropun ada. Diam-diam, ada pula yang merintis menjadi master botok. Kuliah master sambil jualan botok daun singkong, botok tahu-tempe atau botok ampela-ati ayam. Mmmmh, botok……botokkkkk….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun