Mohon tunggu...
Tias Tanjung Wilis
Tias Tanjung Wilis Mohon Tunggu... Administrasi - Murid kehidupan

Perempuan biasa yang suka berbagi cerita Berharap bisa membuat perubahan Menciptakan kesetaraan laki-laki dan perempuan Melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Virus

2 Agustus 2017   18:07 Diperbarui: 3 Agustus 2017   09:13 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Laptop saya error lagi. Kena virus wannacry. Itu hipotesa saya. Semua file dari externalharddisk atau flash disk pasti hilang setelah beberapa menit dicolok ke laptop.

Laptop saya memang sudah jadul. Saya beli dengan gaji saya sendiri, di awal-awal saya kerja. Operating system-nya saja masih pakai WindowsXP. Kata orang-orang pintar di kantor saya, ada virus baru yang sedang naik daun. Namanya wannacry. Kenapa wannacry? Mungkin karena virus ini akan menyerang dan menghilangkan file-file penting kita, sampai kita ingin nangis hehehe..

Yang jelas, kata orang-orang itu, wannacry pasti menyerang WindowsXP. Lalu, saya mikir, "Apa jangan-jangan virus ini memang sengaja dibikin biar semua pengguna XP mau ganti ke OS yang lebih canggih?" Entahlah, hanya orang-orang pintar itu yang tahu jawabnya.

Celakanya, komputer saya di kantor pun masih pakai XP. Waktu saya bilang begitu, mereka kaget dan justru tanya ke saya' "Lah kok bisa? Jangan dipakai lagi. Pasti kena itu."

Saya kesal. "Lha manalah saya tahu. Memangnya kalau saya minta komputer baru bakal dikasih?", begitu batin saya. Tapi karena saya butuh bantuan mereka, ya saya hanya mengelus dada. Maka dengan terbirit-birit saya boyong komputer ke ruangan orang-orang pintar itu. Katanya mau mereka ganti OS-nya dengan Windows7. Di-upgrade, istilah mereka.

Tapi sial bagi laptop saya. Dia bukan properti kantor yang kalau rusak sedikit harus segera diperbaiki. Maintenance, istilah kerennya. Mungkin kalau saya minta tolong ke orang-orang pintar itu, mereka akan bantu tapi jadinya entah kapan. Bagaimanapun mereka pasti akan utamakan barang kantor, apalagi punya orang-orang penting macam para pejabat. Saya mah apa atuh, hanya amoeba yang tak tampak dengan mata telanjang. Saya pun tidak mau menyalahkan mereka karena pekerjaan mereka memang sangat banyak. Tentu mereka harus membuat skala prioritas. Sudahlah, mungkin hidup memang begitu. Tetap ada kasta walau katanya tidak ada dalam ajaran agamanya.

Jadi, laptop saya masih XP, sampai sekarang pun. Virusnya tidak mengganggu file-file di internal memory(ada gak sih istilah itu di laptop?hehe). Dia hanya menghapus file di external memory. "Masih baik juga", pikir saya. Tapi sialnya, file-file berharga, a.k.a koleksi film saya, semua ada di situ. Saya yang maniak film, tidak bisa hidup tanpa nonton film setiap hari. Saking maniaknya, saya bisa tonton film yang sama sampai puluhan kali, dengan rasa penasaran yang sama. Sampai-sampai saya hafal semua dialog pemainnya.

Sebelum kejadian virus itu pun, pernah suatu ketika harddisk saya tiba-tiba tidak terbaca. Entah karena apa. Yang jelas pasti karena kecerobohan dan kebodohan saya. Setiap dicolok, selalu muncul kata-kata bahasa Inggris perkomputeran yang kalau saya disuruh mengulangi sekarang saya akan lambaikan tangan ke kamera.

Intinya saya harus format ulang. Artinya, semua koleksi film saya yang hampir 1 terabyte itu harus hilang semua. Kesenangan saya hilang begitu saja. Saya sedih sekali. Jantung saya rasanya jatuh ke tanah dan pecah. Saya sudah bisa bayangkan masa gelap yang akan merundungi hidup saya nanti.

Sedikit demi sedikit saya mulai minta film lagi ke teman-teman seperhobian. Walaupun belum sebanyak dulu, sekarang jumlahnya sudah puluhan. Tapi film series macam The Tudors, The Vampire Diaries, dan Dexter, mungkin selamanya tidak akan bisa saya kumpulkan lagi. Tidak akan bisa saya nikmati lagi.

Dengan berat hati saya menerima kenyataan pahit ini. Sampai beberapa waktu yang lalu, film saya hilang lagi. Kali ini saya yakin saya tidak bersalah. Kalau ada pihak yang disalahkan, hanya ada dua kemungkinan: virus atau suami saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun