Mohon tunggu...
Tiara Rafifa Dermawan
Tiara Rafifa Dermawan Mohon Tunggu... Pelajar

Labscib

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Curhat dengan AI Versus Curhat dengan Teman, Mana yang Lebih Efektif?

1 Oktober 2025   21:17 Diperbarui: 1 Oktober 2025   21:17 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Kehidupan di zaman modern ini dipenuhi dengan berbagai macam tekanan, mulai dari tekanan akademis, pekerjaan, keluarga, hingga pergaulan sosial. Selain itu, media sosial juga ikut memberi dampak negatif bagi mental kita, seperti munculnya kecemasan, rasa tidak percaya diri, overthinking, serta kecenderungan dalam membandingkan diri dengan standar di zaman sekarang. Apabila kita terus memendam tekanan tersebut, maka akan berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mental. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana agar seseorang dapat menyalurkan perasaannya, mendapatkan dukungan, serta mampu menjaga kesehatan emosionalnya. Salah satu cara yang efektif adalah melalui curhat.

Curhat atau curahan hati merupakan aktivitas di mana seseorang menceritakan perasaan, masalah, atau emosi yang dia rasakan kepada orang lain yang bisa dipercaya, seperti teman dekat ataupun keluarga. Saat seseorang sedang curhat, ia dapat melepaskan beban emosional yang ia pendam serta mengekspresikan perasaannya sehingga memberi dampak positif bagi kesehatan mentalnya. Curhat dapat membantu seseorang mengurangi stres, mencegah depresi, meningkatkan suasana hati, membangun koneksi emosional, mengatasi masalah dan menemukan solusi, serta memberikan perspektif baru. Beberapa tahun belakang ini, perkembangan teknologi juga dapat membantu kebutuhan emosional seseorang, termasuk hadirnya AI yang berpotensi sebagai teman untuk curhat.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan teknologi memungkinkan komputer untuk meniru kemampuan kognitif manusia, seperti berpikir, memahami bahasa, dan menjawab pertanyaan. AI dapat memahami, belajar, dan berpikir dalam pengenalan pola, pembuatan prediksi, serta menyelesaikan masalah. AI menggunakan berbagai teknologi, seperti machine learning, deep learning, dan natural language processing. Hal tersebut memungkinkan AI untuk belajar dari data dan pengalaman tanpa perlu diprogram. AI biasanya digunakan untuk menganalisis data, melakukan tugas, membuat keputusan, serta membantu dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas seseorang. Selain itu, AI juga memungkinkan untuk digunakan sebagai teman untuk curhat. Hal ini dikarenakan AI dapat mendengarkan, memberikan respons, serta membantu menyarankan solusi atau sudut pandang baru berdasarkan data dan juga pengalaman yang luas. Namun, apakah AI benar-benar efektif sebagai teman curhat dan dapat menggantikan peran manusia?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dilakukan penelitian kecil dengan mewawancarai beberapa siswa SMA Labschool Cibubur untuk mengetahui pandangan mereka terhadap kelebihan dan kekurangan AI maupun manusia sebagai tempat curhat. Berdasarkan hasil wawancara, siswa berpendapat bahwa AI memiliki beberapa kelebihan, seperti:
1. Selalu tersedia dan tidak pernah lelah mendengarkan;
2. Respons yang netral, objektif, dan tidak menghakimi pengguna;
3. Memberikan solusi, kenyamanan, dan perspektif baru berdasarkan data yang ada di internet;
4. Dapat menyesuaikan respons sesuai dengan kebutuhan pengguna (solusi, kritik, atau hiburan);
5. Membuat pengguna merasa bebas untuk bercerita tanpa takut dihakimi;
6. Tidak terpengaruh emosi pribadi sehingga responsnya stabil.

Namun, AI juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:
1. Tidak memiliki empati sehingga berasa kurang “real”;
2. Cenderung untuk memvalidasi semua perilaku, sehingga berpotensi untuk menormalisasikan perilaku yang salah;
3. Respons sangat bergantung pada prompt yang dikasih, sehingga pengguna harus mengajukan prompt yang spesifik agar dapat jawaban yang kita inginkan;
4. Respons kurang relevan dengan situasi yang dihadapi pengguna karena hanya berdasarkan data di internet;
5. Respons yang cenderung terlalu optimis sehingga kurang relevan dengan situasi yang dihadapi.

Selain itu, manusia sebagai teman curhat juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Memiliki empati dan pengalaman yang nyata sehingga lebih relevan;
2. Bisa memahami perasaan lawan bicara;
3. Respons yang lebih autentik karena berasal dari pengalaman hidup seseorang;
4. Mampu membangun koneksi sosial yang lebih mendalam.

Di sisi lain, manusia sebagai teman curhat juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1. Bisa merasa lelah untuk mendengarkan masalah yang berulang;
2. Respons yang diberikan terkadang menyakitkan atau tidak sesuai harapan lawan bicara;
3. Ada risiko untuk dihakimi, rahasia terbongkar, atau diabaikan, sehingga memunculkan masalah kepercayaan;
4. Mudah dipengaruhi emosi pribadi saat memberikan tanggapan;
5. Tidak semua orang bisa relate dengan yang dibicarakan lawan bicara, sehingga solusi yang diberikan kurang membantu.

Dengan demikian, AI bisa menjadi teman curhat yang efektif, terutama bagi individu yang membutuhkan solusi praktis, selalu tersedia, dan dapat bebas bercerita tanpa rasa takut dihakimi. Namun, perlu diperhatikan bahwa AI dapat memberikan respons yang kurang relevan dengan perasaan kita serta membutuhkan prompt yang spesifik untuk mendapatkan respons yang diinginkan. Sementara itu, manusia sebagai teman curhat cocok untuk individu yang mencari empati, pemahaman perasaan, serta koneksi sosial yang autentik dan mendalam. Akan tetapi, manusia sebagai teman curhat memiliki risiko untuk dihakimi, rahasia terbongkar, atau diabaikan, serta responsnya dapat dipengaruhi oleh emosinya. AI tidak dapat menggantikan peran manusia sebagai teman curhat, namun AI bisa menjadi alternatif manusia dalam menjadi teman curhat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun