A. Braille digunakan untuk  membaca dan  menulis oleh anak tunanetra.E Kosasi menjelaskan,``Braille merupakan kumpulan titik-titik timbul yang disusun  menggantikan huruf biasa bagi penyandang tunanetra.'' Anda dapat menutupi semua titik yang dibuat dengan jari Anda, sehingga memudahkan anak Anda membaca dan menulis Braille.Sebelum Braille ditemukan, anak anak tunanerta belajar menggunakan melalui huruf latin yang dibuat timbul,namun hal ini juga kurang efektif dan efesien.
B. Kamera khusus untuk penyandang tunanetra Kamera khusus untuk penyandang tunanetra ini dikembangkan oleh Chueh Lee dari Samsung China. Kamera ini disebut Touch Sight. Kamera  ini memiliki layar Braille fleksibel yang menampilkan tiga gambar berdimensi  dengan gambar timbul di permukaannya.Cara kerja kamera  ini adalah ditempatkan di dahi penggunanya.
Kamera ini mampu merekam audio selama 3 detik setelah menekan tombol shutter. Nada ini adalah panduan pengguna untuk menempatkan foto.
Â
C. Mesin Baca Kurzweil Mesin ini dapat membaca buku cetak dan mengeluarkan karakter dalam bentuk ucapan. Mesin dapat membaca  buku dari depan ke belakang, dapat mengulang kata dan kalimat atau  paragraf secara terus menerus, dan mesin  dapat mengeja  kata.
D. Optacon,Optacon adalah singkatan dari (Optical-to-Tactile Converter). Alat ini dapat mengubah teks menjadi getaran. Optacon terdiri dari  kamera dengan elemen fotosensitif yang terhubung ke susunan kata sandi getaran yang sesuai dengan karakter tertentu.
E. Reglet,untuk keperluan menulis anak tunanetra memerlukan alat yang khusus untuk memudahkan anak penyandang disabilitas tunanetra
F. Mesin ketik braille,Mesin ketik braille lebih dikenal dengan keyboard khusus untuk tunanetra. Ketrampilan menggunakan keyboard ini berguna untuk proses pembelajaran dan keahliannya.Papan hitung dan sempoa untuk belajar menghitung anak tunanetra biasanya menggunakan papan hitung yang khusus ataupun sempoa. Bulir-bulir pada sempoa memudahkan indra anak untuk belajar matematika
Membentuk dukungan bagi komunitas tuna netra melibatkan kerjasama dan pemahaman kolektif. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat menghasilkan lingkungan di mana setiap orang, tanpa memandang keterbatasan fisik, dapat terlibat sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari dan mencapai potensi maksimal mereka. kehidupan individu tunanetra dipenuhi dengan tantangan unik yang membutuhkan dukungan dan pemahaman dari masyarakat. Penggunaan teknologi, penerapan pendidikan inklusif, pelaksanaan kampanye kesadaran, dan keberadaan komunitas yang mendukung menjadi elemen kunci dalam membentuk lingkungan inklusif bagi mereka. Dengan kerjasama bersama, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih bersahabat, memberikan peluang yang setara, serta memastikan bahwa setiap individu, termasuk tunanetra, dapat mengalami kehidupan dengan penuh partisipasi dan martabat.