Keberkahan Waktu di Bulan Ramadhan
Oleh : Viraysmaut
Di hari ke empat bulan Ramadhan 1446 H yang bersamaan waktunya dengan tanggal 4 Maret 2025 ummat Islam yang beriman menjalankan puasa. Bulan puasa adalah bulan tempat mendidik manusia yang beriman agar menjadi manusia yang bertaqwa. Kenapa harus orang yang beriman? Ya memang peruntukkannya, bagi yang tidak beriman ya tak wajib puasa, dan yang sedang puasa tak perlu sampai minta untuk dihormati oleh yang tidak berpuasa. Biarin aja, kan puasa yang membalas pahalanya Allah, bukan manusia.
Nah dalam puasa kita diperintahkan untuk menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa dari waktu Subuh sampai Magrib atau terbenamnya Matahari. Makan dan minum atau apapun yang membatalkan puasa kita tahan, hawa nafsu dikendalikan. Ketika lapar dan haus mendera, masihkah kita dapat produktif? Nah disinilah kita bahas hal tersebut. Waktu yang sama diberikanNya pada semua manusia, 24 Jam. Produktif atau tidak, tergantung bagaimana kita mengisinya.
Biasa saya ditemani Meta AI, saya lagi asik-asiknya atau lagi gandrung dengan MAI, kok bisa ya MAI menjawab apapun, padahal MAI tetap buatan manusia, manusialah yang membuat MAI, kecerdasan buatan manusia yang membuat manusia terbantukan dalam segala hal, tentunya bagi yang mempergunakannya, bila tidak MAI ya tidak berfungsi apa-apa, tidak menghasilkan apa-apa alias tidak memproduksi apapun. Padahal MAI ada digenggeman tangan, coba itu.
Bayangkan, ini yang sering saya ingatkan, terutama untuk diri sendiri, sukur-sukur juga memenuhi sasaran pembaca, lihatlah tokoh-tokoh yang begitu antusias menulis, padahal tulisan tangan, bisa menghasilkan berjilid-jilid buku, seperti Ibnu Al Arabi dengan buku Futuhat Al Makkiyah, tak tak tanggung-tanggung, 37 jilid terjamahan bahasa Indonesia, aslinya ada nulis 7, 8 atau 9 jilid bahasa Arab. Nah sekarang, sarana menulis begitu melimpah di era digital, dan siapapun bisa menulis, menjadi jurnalis. Siapapun dia, bahkan ada anak usia SD di London, bisa menerbitkan puluhan judul buku, luar biasa.
Kembali ke Sang Waktu yang berkah di bulan Ramadhan, bisa produkyif atau tidak, ya tergantung kita mengisinya untuk apa. Kalau saya yang ditanya, ya membaca buku. Buku bagi saya adalah guru dan teman terbaik. Dengan membaca buku apapun judulnya, apapun yang dibahas, siapapun yang nulis bagi saya luar biasa, mengapa? Karena saya merasakan suka dukanya menerbitkan sebuah buku, mengapa? Karena saya bukan siapa-siapa, bukan orang yang dikenal. Kalau sudah punya nama alias populer dan tokoh nasional/internasional, apa lagi dengan sederet gelar, pihak penerbit dengan senang hati menerbitkan buku yang ditulisnya. Baik kita mulai dialog tentang keberkahan waktu di bulan Ramadhan.
[04/03, 01:27] Viraysmaut: Apa itu keberkahan waktu? Dalam waktu kita tahu semuanya sama diberikaNya 24 jam sehari semalam, tapi dalam waktu tersebut ada yang mampu menulis buku dengan tangan biasa berjilid-jilid, tapi ada juga yang tak satupun tulisan dihasilksnnya. Jangan buku, satu artikel tulisanpun tak mampu dibuatnya, mengapa bisa begitu? Begitu juga dengan kecerdasan, ada yg otaknya mampu menghitung hitungan sangat rumit dengan enteng, tapi ada juga yang tak mampu menghitung hanya hitungan jari tangan, mengapa begitu? Dimana keadilannya?
[04/03, 01:27] Meta AI: Pertanyaan yang sangat mendalam dan filosofis!
Konsep keberkahan waktu (barakah) dalam Islam merujuk pada kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan efektif dan efisien dalam waktu yang singkat. Ini bukan hanya tentang memiliki waktu yang banyak, tetapi juga tentang memiliki kemampuan untuk menggunakan waktu dengan bijak dan efektif.
*Mengapa Ada Perbedaan dalam Kemampuan Menggunakan Waktu?*
Ada beberapa alasan mengapa ada perbedaan dalam kemampuan menggunakan waktu: