Mohon tunggu...
Tiara MaylaniPutri
Tiara MaylaniPutri Mohon Tunggu... Lainnya - tiara maylani putri

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan UMKM di Masa Pandemi Covid-19

18 November 2020   20:22 Diperbarui: 18 November 2020   20:45 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 jelas membawa bencana bagi berbagai sektor penting di semua negara. Tidak terkecuali pada sektor Ekonomi. Salah satunya yaitu terhadap UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Para pemilik usaha serta pedagang yang bergerak di sektor UMKM sangat merasakan dampak dari wabah pandemi Covid-19 ini. Mereka khawatir jika permasalahan Covid-19 tidak cepat diselesaikan, mereka terpaksa harus gulung tikar.

Salah satu upaya pemerintah untuk memberhentikan Covid-19 adalah dengan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Semenjak kasus pertama Covid-19 di Indonesia yaitu tepatnya di daerah Depok, Presiden Joko Widodo mulai memberlakukan PSBB. Dimulai tanggal 10 April 2020 dan direncanakan sampai tanggal 23 April 2020 untuk daerah DKI Jakarta. PSBB memang salah satu solusi yang tepat untuk memperlambat penyebaran wabah Covid-19, tetapi bagi para pemilik usaha UMKM, ini termasuk penghalang yang besar.

Semenjak diberlakukannya PSBB, utuk mendapatkan bahan baku dirasakan lebih sulit dari biasanya. Para pedagang dan pemilik usaha UMKM tidak bisa seleluasa untuk mendapatkan bahan baku dikarenakan adanya batas pengiriman daerah-daerah. Tidak hanya itu, bahan baku dirasakan semakin mahal selama pandemi Covid-19. Ini menambah kesulitan bagi para pedagang UMKM.

Pengiriman juga menjadi terganggu, padahal hal itu sangat penting untuk keberlangsungan usaha UMKM. Pengiriman menjadi lebih lama dibandingkan sebelumnya. Selain lebih lama, ongkos untuk pengiriman juga lebih mahal dibandingkan sebelum masa pandemi. Bahan baku yang sulit didapatkan serta pengiriman yang berlangsung lebih lama seakan menjadi kombinasi yang pas untuk menambah masalah yang dihadapi usaha UMKM.

Maraknya permintaan alat medis memang menguntungkan bagi pengusaha di bidang tersebut. Semenjak pandemi ini, masker dan hand sanitizier sangat menarik minat masyarakat. Ini juga termasuk cara melindungi diri dari Covid-19. Tetapi untuk para pedagang yang bergerak di bidang lain, ini menjadi faktor menurunnya permintaan pelanggan. Tidak semua usaha UMKM bergerak di bidang alat kesehatan dan medis.

Dengan adanya perubahan minat permintaan konsumen, usaha UMKM yang tidak bergerak di bidang medis dan alat kesehatan merasakan dampak yang signifikan. Permintaan konsumen drastis menjadi lebih rendah dari biasanya. Adapun bagi pengusaha di bidang medis terutama masker, permintaan konsumen tentu saja lebih tinggi dibandingkan sebelum masa pandemi.

Pemerintah sudah memikirkan berbagai cara untuk membantu menyelamatkan usaha UMKM. Mulai dari BLT (Bantuan Langsung Tunai), Kartu Prakerja, dan Subsidi bagi pedagang UMKM yang membutuhkan dana. Peminjaman kredit yang dimudahkan juga membantu para pedagang UMKM dalam membangun bisnisnya.

Ada satu solusi pemerintah yang mungkin bisa membawa pengaruh besar dibandingkan yang lain. Yaitu membawa para pengusaha dan pedagang UMKM untuk beralih ke sektor digital. Dengan adanya PSBB akan sulit jika melakukan bisnis secara langsung. Itulah mengapa jika mereka beralih ke market digital akan terasa jauh lebih mudah. Masyarakat juga lebih mudah untuk membeli kebutuhannya serta para pedagang yang bisa memperluas pasar mereka. Tidak hanya di satu kota, mungkin bisa lebih luas di berbagai kota.

Sekarang banyak aplikasi-aplikasi yang mempermudah masyarakat untuk berbelanja. Dengan katalog yang lengkap, masyarakat semakin tertarik dengan produk dan barang yang diperjualkan oleh si pedagang. Semua jenis barang bisa dijual dan disebarluaskan ke masyarakat melalui platform digital. Tidak terkecuali pedagang UMKM yang akan memperjualkan produk dagangannya.

Tetapi tidak semua orang bisa mempergunakan aplikasi digital dalam berjualan. Mungkin tidak semua pedagang UMKM dapat mengoperasikannya. Berjualan melalui aplikasi digital termasuk sulit. Aturan-aturan yang ketat dan persyaratan yang banyak memungkinkan pedagang untuk malas dalam pengoperasiannya. Pilihan tersebut tetap harus dijalani karena keadaan sekarang yang tidak memungkinkan pedagang untuk berjualan secara langsung.

Selain tantangan tersebut, ada lagi hal yang tidak boleh disepelekan. Dengan banyaknya pedagang yang beralih ke aplikasi digital, tentunya akan semakin tinggi persaingan antar pedagang. Produk yang paling menarik biasanya yang akan lebih laku terjual. Pedagang harus mengeluarkan berbagai macam ide dan pikirannya agar produknya laku terjual. Menambah kreativitas dan inovasi ke dalam produk masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun