Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

PNPP: Solusi Ramah Lingkungan

7 Desember 2020   11:55 Diperbarui: 7 Desember 2020   12:12 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap pagi, saat menyapa dan menyiram sayuran di dekat rumah, kami selalu menggaruk kepala. Pasalnya setiap pagi, selalu saja ada sekitar sepuluh sayuran yang habis terpangkas dan botak. Padahal, kemarinnya kami masih melihat sayuran itu segar dan tegak berdiri di atas tanah yang menopangnya. Kami heran mengapa ini bisa terjadi. Dengan terpaksa, kami harus menanam bibit yang baru sebagai penggati sayur yang telah habis lenyap. 

Rasa curiga dan penasaran semakin kuat, sebab kami tak tahan melihat kenyataan ini terjadi. Dengan amat teliti, kami korek tanah di pot sayuran. Ternyata, di dalamnya sudah ada tiga jenis ulat pemakan daun, keong-keong kecil, dan ulat-ulat kaki seribu yang kecil. Pantas saja sayuran kami selalu habis. Selain itu, ada juga kutu putih yang menempel di balik daun sayuran yang tidak terjangkau oleh penglihatan kami. Ini semualah penyebab sayuran kami selalu gagal tumbuh dan berkembang.

Sudah kami coba satu solusi. Kami siapkan dedaunan khusus yang dapat dimakan oleh keong dan ulat kaki seribu agar daun sayuran kami tidak dimakan. Tetap saja usaha ini gagal. Malah, hama tersebut semakin berkembang dan jumlahnya justru semakin banyak. Memakai pestisida yang dijual di toko, kami tak tega pada tanah, udara, dan sayuran itu sendiri. Maka, kami berdiskusi satu sama lain, apa solusi untuk masalah ini. Namun, solusi itu harus ramah lingkungan.

Kami ingat eco enzyme yang sudah kami panen beberapa minggu yang lalu. Kami coba menjadikannya sebagai pestisida untuk membasmi hama di sayuran tersebut. Syukurlah, hasilnya cukup menggembirakan, perlahan-lahan, hama mulai berkurang. Dikatakan cukup, karena ada jenis ulat yang masih belum bisa terbasmi. Kemudian, muncul ide untuk memadukan eco enzyme dengan bawang merah dan putih yang sudah dihaluskan. Lumayan juga hasilnya, populasi ulat yang "kebal" mulai kurang. 

Belum puas dengan itu, kami coba lagi untuk mengolah campuran bahan yang berpotensi menjadi pestisida nabati (pesnab). Kami kumpulkan beberapa tanaman seperti bawang putih dan merah, daun jeruk manis, cabai, tembakau, tuba, kayu manis, lada, sereh, daun papaya, jeringau, daun sirsak, jahe, pinang merah, dan sirih. Lalu semua bahan kami cincang halus, sehalus-halusnya. Kemudian semua bahan kami masukkan ke sebuah drum plastik ukuran lebih kurang 120 liter. 

Setelah itu, kami tuangkan molases dan eco enzyme ke dalam wadah yang sama. Kami coba takaran seperti membuat eco enzyme, yaitu 1 (molases atau gula merah atau gula aren, bukan gula putih):3 (seluruh bahan pestisida nabati):10 (eco enzyme murni). Lalu kami tutup rapat wadahnya supaya anaerob. 

Kami diamkan dan tunggu selama tiga bulan. Muncullah ide untuk memberi nama pada percobaan kami ini yaitu Pestisida Nabati Plus Plus (PNPP). Mengapa disebut PNPP? Karena, sejatinya eco enzyme sudah pestisida, materi yang kami pakai juga pestisida nabati, maka pestisida yang dihasilkan menjadi plus-plus.

Nama bahan

Khasiat

Bawang putih (air rendaman)

Mengusir kumbang, lalat, belatung akar, dan siput.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun