Mohon tunggu...
Tia Alfiana
Tia Alfiana Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa semester 1 dari jurusan bimbingan dan konseling angkatan 2022onseling UNNES

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Bimbingan Klasikal dengan Ular Tangga: Langkah Sederhana Menumbuhkan Keberanian Sosial Remaja"

4 September 2025   13:23 Diperbarui: 4 September 2025   13:23 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pembelaran. Sumber: Pribadi

Rasa takut atau canggung saat bertemu dengan orang baru adalah hal yang umum dialami oleh banyak remaja. Tidak sedikit siswa SMP, khususnya kelas IX, yang merasa gugup, bingung harus berkata apa, bahkan memilih diam ketika berada di lingkungan sosial yang baru. Padahal, kemampuan untuk menjalin relasi dan berkomunikasi adalah keterampilan penting yang akan mereka butuhkan sepanjang hidup. Berangkat dari permasalahan ini, saya menyusun sebuah Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) bimbingan klasikal dengan topik "Berani Berkenalan: Cara Mengatasi Rasa Takut Bertemu dengan Orang Baru."

Yang menarik dari layanan ini adalah penggunaan media ular tangga interaktif. Permainan yang biasa dikenal sebagai hiburan masa kecil ini saya modifikasi menjadi sarana belajar yang menyenangkan dan bermakna. Setiap kotak dalam papan ular tangga berisi tantangan, pertanyaan reflektif, atau ajakan berbagi pengalaman. Misalnya, ada kotak yang meminta siswa menyebutkan hal pertama yang membuat kamu canggung ketika bertemu dengan orang baru, atau tantangan untuk menyapa teman di sebelahmu dengan gaya artis dangdut. Aktivitas ini dirancang untuk mendorong siswa agar berpikir, mengenali perasaan mereka, serta melatih keberanian untuk mengatasi kecanggungan sosial.

Foto Media Pembelajaran. Sumeber: Pribadi
Foto Media Pembelajaran. Sumeber: Pribadi

Layanan ini saya terapkan di salah satu kelas IX. Suasana kelas pun berubah menjadi lebih hidup. Siswa terlihat antusias dan menikmati permainan, bahkan beberapa siswa yang biasanya pemalu mulai ikut aktif menjawab dan berbagi cerita. Permainan ini tidak hanya membuat suasana menjadi lebih cair, tetapi juga menciptakan ruang yang aman dan mendukung bagi siswa untuk belajar mengekspresikan diri. Setelah permainan selesai, saya memberikan refleksi bersama dan mengajak siswa menyimpulkan hal-hal penting yang mereka pelajari. Hasilnya cukup mengejutkan. Banyak dari mereka mengaku lebih percaya diri untuk menyapa atau memulai percakapan dengan orang baru setelah mengikuti layanan ini.

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa pembelajaran sosial-emosional bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tidak harus selalu serius atau penuh teori. Justru dengan pendekatan yang kreatif dan interaktif, pesan yang ingin disampaikan bisa lebih mudah dipahami dan diterima oleh siswa. Permainan ular tangga yang sederhana ternyata mampu memfasilitasi perubahan perilaku kecil yang bermakna.

Sebagai calon guru Bimbingan dan Konseling, saya merasa senang bisa membuat media layanan yang tidak hanya informatif tetapi juga menarik bagi peserta didik. Saya percaya, keberanian sosial adalah keterampilan yang bisa dilatih. Siswa tidak selalu membutuhkan ceramah panjang lebar, kadang mereka hanya butuh ruang untuk mencoba, bermain, dan merasa bahwa mereka tidak sendirian. Melalui permainan ular tangga ini, saya melihat bahwa keberanian untuk berkenalan bisa tumbuh dari proses yang sederhana, asalkan dikemas dengan pendekatan yang tepat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun