Mohon tunggu...
Thyo Darmayanda
Thyo Darmayanda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi membaca, desain, dan konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semua Karena Ulah Manusia Sendiri

13 September 2025   06:11 Diperbarui: 13 September 2025   06:11 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

unisa yogya Bapak. Arif Nur Kholis selaku ketua Muhammadiyah Disaster Management Center atau di singkat dengan MDMC memaparkan bahwa "bencana itu bukan Gempa Bumi, Erupsi Gunung Merapi dan lain-lain, Bencana itu ada ketika menimbulkan korban." Maka dari pengertian ini bisa dipahami bahwa erupsi, gempa bumi, dan lainnya itu bukanlah bencana. Erupsi, gempa bumi dan lain-nya adalah penyebab bencana. Disebutkan oleh bapak Arif Nur Kholis bahwa ada sebuah penelitian di Jepang yang menyebutkan 'Gempa bumi tidak membuat manusia terluka. Yang membuat manusia terluka adalah karena rumah yang tidak kokoh.' Bisa disimpulkan dari penelitian di atas bahwa perlunya kesigapan manusia untuk menanggulangi bencana. Maka MDMC telah hadir dan merespon di 33 Provinsi dari 38 Provinsi di Indonesia. Membantu masyarakat dan juga mengedukasi untuk menanggulangi bencana Maka dari bencana ini menimbulkan dampak sepert : kehilangan lahan tani, gagal panen, kehilangan rumah dan lainnya yang menimbul keresahan bagi masyarakat bagaimana dengan penghasilan mereka yang sudah hilang karena bencana yang kalau tidak di tindak lanjuti akan membuat mereka stres.

Berbicara tentang stres, telah tersebar luas isu bahwa generasi Z atau biasa di sebut Gen Z itu mempunyai isu mental healt. Bapak.  Qomaruddin selaku dosen Psikologi mengatakan "ciri seseorang yang sehat mental adalah mereka yang baik secara emosi, sosial, kognitif, dan secara perilaku. Maks dari pada 'baik secara emosi' adalah mampu mengatasi emosi sendiri, mampu mengendalikan emosi dan lainnya. Begitu juga dengan 'baik secara kognitif' yaitu kemapuan berfikir kritis (critical thinking) tidak over thinking dan lain sebagainya." Beliau juga menjelaskan apa itu stres dan bagaimana mengatasinya. Di sebutkan stres adalah respon dari fisiologi dan psikologi tubuh terahadap situasi yang mengancam atau menentang dan memerlukan beberapa jenis penyesuaian. Dalam menyelesaikan rasa stres-nya manusia terbagi menjadi dua kelompok ; 1) Problem-Focused Coping yaitu respon yang di tujukan untuk mengurangi, memodifikasi, atau menghilangkan sumber stres. 2) Emotion-Focused Coping yaitu respon yang di tunjukkan untuk mengurangi dampak emosional dari stres. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun