"Terima kasih telah menginspirasi saya untuk cinta menulis. Berkat pelajaran Sejarah yang sering melakukan kegiatan menulis, saya merasa percaya diri saat kuliah. Bahkan bisa mengajari teman-teman saya yang bule cara mencantumkan sumber ketika ada tugas menulis."
Ini adalah penggalan pesan yang saya terima dari seorang alumni, tepatnya ketika menyampaikan ucapan selamat ulang tahun 22 September lalu. Saat ini, alumni tersebut sedang menjalani perkuliahannya di luar negeri (Belanda).
Sebagai seorang guru, saya akui, memberikan penugasan menulis di kelas pelajaran Sejarah merupakan andalan saya. Tentu ada alasannya. Bukan semata karena saya senang menulis, tetapi dalam pelajaran Sejarah, menulis itu memang merupakan bagian yang tak terpisahkan.
Bahkan pada pelajaran sejarah, ada satu istilah yang melekat dengan urusan tulis menulis, yakni historiografi (penulisan sejarah).
Nah, sebagai penugasan teranyar, saya baru saja selesai membimbing sekitar delapan puluh orang siswa kelas sepuluh untuk menulis biografi singkat. Adapun sosok yang mereka tulis adalah sosok menginspirasi yang ada di sekitar mereka. Sosok yang dimaksud, bisa ayah, ibu, kakek, nenek, kakak yang sudah bekerja, atau anggota keluarga dekat.
Pada penugasan kali ini, para peserta didik diharapkan semakin memahami teori konsep sejarah yang sudah dipelajari di kelas. Harapannya, melalui praktik menulis biografi singkat akan memperkuat penguasaan konsep sejarah.
Kalau bicara tentang konsep sejarah  yang dimaksud, seperti keterkaitan unsur sejarah yang satu dengan yang lainnya (manusia, ruang, dan waktu).
Selain itu, peserta didik juga dapat memahami bahwa kehidupan masa lalu seseorang akan memengaruhi kehidupan masa kininya. Begitu juga dengan kehidupan masa sekarang akan memengaruhi kehidupan masa depannya.
Serta, dari kehidupan masa lalu seseorang dengan kehidupan masa kininya, tentu ada saja unsur perubahan dan kesinambungan yang terjadi.
Lantas, peserta didik pun akan menggali konsep-konsep tersebut melalui praktik menulis biografi.