Jarang terdengar kalau kuda memenangi pilkada di sebuah hutan belantara. Suatu waktu, kuda terpilih menjadi raja hutan mengatasi pesaing beratnya yang kuat seperti singa, macan, harimau, srigala, gajah, kera, buaya dan burung rajawali.
Buaya yang dijagokan oleh koalisi hewan air tersingkir di tahap awal karena alasan sulit mengontrol hewan darat dan udara. Rajawali tanpa masih eksis, partai ini dijagokan oleh koalisi partai burung karena dilihat cukup memenuhi syarat dengan kemampuan terbang jauh untuk mengontrol hewan di air dan darat. Kalau partai hewan darat cukup banyak.
Seperti biasa, partai singa sebagai partai petahana tetap mendominasi situasi pilkada kali ini.
Mulailah masuk masa pencalonan dan kampanye.
Banyak partai kecil di darat berkoalisi untuk  melawan partai besar.
Kelompok kancil yang terkenal cerdik, kali ini tidak mengusulkan calon dari pihaknya tetapi ikut berkoalisi dan menjagokan kuda. Hewan yang terkenal jago lari di medan perang ini dilihat memiliki performa yang menarik, suara yang nyaring, tahan panas, kuat memikul beban serta cergas dalam setiap gerakan. Itulah alasan hewan yang satu ini didorong menjadi raja rimba.
Dalam sebuah mufakat bersama perwakilan partai pengusung, kuda mulai menyusun strategi kampanye untuk menarik perhatian penghuni hutan dan mengatasi hegemoni politik rimba yang keras.
Kuda bicara ke teman-temannya dan beberapa kelompok hewan dari partai kecil yang mendukungnya. Intinya sadar bahwa sulit mencapai kursi kekuasaan karena kuatnya rival politiknya. Namun dengan percaya diri dan besarnya harapan warga rimba untuk mengganti rezim sebelumnya, dia yakin mencapai kemenangan.
Di satu momen kampanye, kuda berkata: teman-teman semua, saya berdiri di sini, menegaskan bahwa saya bersedia mengemban amanat sebagai raja rimba. Walaupun demikian, kalau saudara-saudara melihat saya tidak mampu, maka jangan pilih saya karena akan menjadi bumerang bagi saya, dan kalau saudara semua melihat saya mampu, maka pilihlah saya.
Kata-kata kuda penuh strategi politik dan santun.
Perwakilan hewan lain jadi tertegun, kagum dengan cara kuda yang tampil beda dengan calon lain yang membanggakan diri serta menjelek-jelekkan lawan politiknya. Bahkan sanggup menebar fitnah dan membuat makar untuk menjatuhkan pihak lawan.