KONFLIK menjadi suatu yang oleh siapa saja ingin dihindari. Bisa dikatakan semua orang pasti pernah mengalami konflik. Bisa saja konflik dengan diri sendiri, individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan atau kelompok dengan kelompok. Mayoritas manusia, melihat konflik menyebabkan destruktif. Alasan itulah konflik harus diantisipasi.Â
Kita sebenarnya sepakat, bahwa konflik itu lebih baik dihindari, karena jelas lebih banyak mudaratnya berbanding manfaat bagi kemaslahatan manusia.Â
Namun demikian, kita juga perlu mengakui, bahwa konflik sosial memiliki sisi positif, baik indovidu maupun kelompok. Dalam ilmu sosiologi dikenal istilah in group dan out group. Dua konsep tersebut dapat dikaitkan dengan masalah konflik internal dan konflik eksternal.
Banyak pandangan dari para ahli tentang sisi positif konflik. Namun pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan saja, yakni terjadinya penguatan pada masing-masing pihak yang berkonflik dan juga terbentuknya kelompok baru atas dasar kesamaan pandangan terhadap sesuatu hal untuk dijadikan tujuan bersama pihak yang berkoalisi.
Mungkin pernah mengamati bagaimana sebuah lembaga yang mungkin hubungan internalnya renggang, tetapi bila pihak luar mengusik, maka internal lembaga yang tadinya renggang, akan saling menguatkan, sehingga terjadilah penguatan kelompok.
Demikian juga mungkin para pembaca pernah mengalami konflik dengan orang lain dalam waktu yang cukup lama. Ketika akur kembali, rasa pertemanan akan lebih akrab berbanding sebelumnya.
Yang terpenting, bagaimana mengelola konflik menjadi ajang evaluasi diri, sehingga kita benar-benar dapat mengambil sisi positif dari apa yang terjadi di sekeliling kita.
Sekadar berbagi catatan singkat dan ringan ini.
KL: 29032022
