Beberapa yang kita harus lakukan dalam proteksi radiasi
- Perencanaan dan Desain Ruang: Ruang yang digunakan untuk kedokteran nuklir harus dirancang dengan mempertimbangkan proteksi radiasi. Dinding, lantai, dan langit-langit harus dilapisi dengan bahan yang dapat menyerap radiasi, seperti timbal. Selain itu, area kerja harus memiliki ventilasi yang baik untuk mengurangi akumulasi radiasi. Desain ruang yang baik juga mencakup pemisahan antara area pasien dan area staf untuk meminimalkan paparan.
- Pelatihan Tenaga Medis: Tenaga medis yang bekerja di bidang kedokteran nuklir harus mendapatkan pelatihan yang memadai mengenai penggunaan isotop radioaktif dan prosedur proteksi radiasi. Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang dosis radiasi, penggunaan alat pelindung, dan prosedur darurat jika terjadi kecelakaan. Dengan pengetahuan yang baik, tenaga medis dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri mereka dan pasien.
- Penggunaan Alat Pelindung: Alat pelindung, seperti apron timbal, kacamata pelindung, dan pelindung tiroid, harus digunakan oleh tenaga medis saat melakukan prosedur yang melibatkan radiasi. Penggunaan alat pelindung ini dapat mengurangi paparan radiasi secara signifikan. Selain itu, pasien juga harus diberikan informasi tentang penggunaan alat pelindung yang sesuai selama prosedur.
- Monitoring Paparan Radiasi: Sistem monitoring yang efektif harus diterapkan untuk mengukur tingkat radiasi di area kerja. Alat pengukur radiasi, seperti dosimeter, harus digunakan oleh tenaga medis untuk memantau paparan radiasi mereka secara berkala. Data ini penting untuk memastikan bahwa paparan radiasi tetap dalam batas aman. Monitoring yang baik juga membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dalam hal proteksi radiasi.
- Prosedur Keamanan dan Darurat: Setiap fasilitas kedokteran nuklir harus memiliki prosedur keamanan dan darurat yang jelas. Prosedur ini mencakup langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi kebocoran isotop radioaktif atau kecelakaan lainnya. Pelatihan rutin dan simulasi darurat juga penting untuk memastikan kesiapan tenaga medis. Dengan adanya prosedur yang jelas, risiko kecelakaan dapat diminimalkan.
Referensi :
National Council on Radiation Protection and Measurements (NCRP). (2010). Ionizing Radiation Exposure of the Population of the United States. NCRP Report No. 160.
World Health Organization (WHO). (2016). Radiation Safety in Nuclear Medicine. Geneva: WHO.
Khan, F. M., & Gibbons, J. P. (2014). The Physics of Radiation Therapy. Lippincott Williams & Wilkins.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!