Oleh :
Nama Penulis     : Three Mayriantoni
Nim               : 413241116
Dosen pembimbing : Alifatus Wahyu Nur Ma'rifah S.Tr.Kes.,M.T.
Fakultas           : Vokasi
Nama Instansi    : D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan-Fak. Vokasi UNAIR
Kedokteran nuklir adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan zat radioaktif berupa radionuklida atau radiofarmaka yang bertujuan untuk mendiagnosis penyakit dan untuk pengobatan terapi. Terdapat dua penggunaan teknik pencitraan yang sering digunakan dalam kedokteran nuklir yaitu Tomografi Terkomputasi Emisi Foton Tunggal (SPECT) dan Tomografi Emisi Positron (PET). Dimana kedua teknik tersebut menggunakan sejumlah kecil zat radioaktif yang disuntikan kedalam tubuh. Walaupun memiliki manfaat yang signifikan untuk pengobatan, prosedur ini juga mengandung risiko radiasi yang berbahaya bagi tubuh pasien maupun tenaga medis dan perlu dikelola dengan efektif untuk melindungi pasien dan tenaga medis dari radias.
Â
Resiko dari radiasi radioaktif yang digunakan dalam kedokteran nuklir dapat menyebabkan beberapa kerusakan, seperti kerusakan sel dan jaringan, yang berpotensi menimbulkan efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Efek dari jangka pendek terpaparnya radiasi radioaktif dapat berupa mual, kelelahan, dan reaksi terbakar pada kulit, Sementara efek dari jangka panjang terpapar radiasi radioaktif dapat berpotensi memicu peningkatan risiko kanker. Karena itu, prinsip dasar proteksi radiasi, yaitu "ALARA" (As Low As Reasonably Achievable), Wajib diterapkan. Karena prinsip ALARA adalah fondasi penting dalam proteksi radiasi di bidang kedokteran nuklir dan radiologi. Dengan menerapkan prinsip ini, kita dapat memaksimalkan manfaat dari penggunaan radiasi untuk diagnosis dan terapi sambil meminimalkan risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan. Penerapan ALARA tidak hanya melindungi individu yang terlibat, tetapi juga berkontribusi pada keselamatan masyarakat secara keseluruhan.
Â