Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Sarjana Hubungan Internasional. Pembaca, Penulis dan Analis Sosial.

Tertarik pada isu politik, hukum, filsafat dan dinamika global. Sesekali mengulas kultur populer dan review film.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Merajut Benang dan Memeras Lemon: Kisah Dua Perempuan Hebat Mewujudkan Asa Bersama Amartha

29 Juli 2025   20:35 Diperbarui: 29 Juli 2025   20:33 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi Milik Thoriq Ahmad Taqiyuddin

Pagi itu, tetesan air dari kabut di Lembang masih menggantung dedaunan. Perjalanan angkutan mobil yang kami naiki melewati rute dengan barisan kebun dan pepohonan yang tegak berdiri di antara jajaran kebun yang menjadi ciri khas area pertanian di Kampung Pojok Girang, Lembang.

Master Lemon dan Rumah Penuh Asa Milik Ibu Lina

Jalanan kampung yang licin oleh embun belum sempat mengering saat Ibu Lina membuka pintu rumah untuk memulai Kembali produksi lemon kemasannya. Udara dingin di Lembang terasa menampar wajah kami. Ibu Lina membukakan pintu bagi kami, para penulis Kompasiana yang memang menjadwalkan kunjungan untuk liputan singkat tentang bisnis yang Ibu Lina tekuni.

Diantara kerja keras yang saat ini ia jalani, ada sesuatu yang membuatnya bersemangat setiap hari. Tentu, bukan karena secangkir teh hangat di pagi hari, tapi karena mimpi bahwa usaha yang saat ini ia jalani akan bertumbuh besar seiring harapannya.

Tumpukan lemon kuning dari kebun suaminya sudah menunggu di halaman rumah produksinya. Kotak rak besar berjejer di depan rumah produksi minuman lemonnya. Di dapur, tiga orang karyawannya terlihat membantu beres-beres dan menyiapkan konsumsi bagi kami, tamu dari Ibu Lina. Terlihat, ada yang mengasah pisau, menyiapkan botol, dan mempersiapkan air untuk mencuci lemon. Semuanya memberi bantuan tenaga bagi Ibu Lina untuk memulai produksi lemon olahannya jadi minuman siap konsumsi.

"Pagi, Bu," sapa salah satu dari mereka. "Hari ini target dua ribu botol, ya?"

 Lina mengangguk. "Iya. Kiriman ke Jakarta harus berangkat sore ini."

Lima tahun lalu, semua hal yang ia jalani saat hanyalah impian. Ia ingat betul bahwa dulu ia perlu berdiri lama sendirian di dapur kecil rumahnya, memeras lemon dengan tangan kosong, menjual 10 botol pertama ke tetangga di barisan terdekat dari rumahnya, berjalan mengitari kampungnya ke kiri dan kanan. Waktu itu, label ditempel manual, botol dicuci dari kemasan air mineral.

Perjalanan merintis baginya bukanlah permulaan yang mudah. Tapi  Lina bertahan dengan semua Upaya dan kerja kerasnya, karena ia tahu, bahwa di setiap botol lemon yang ia kemas, di dalamnya ada cita-cita yang besar yang ingin dicapai. Semua lemon yang suaminya datangkan dari ia peras bersama air mata harapan.

Apa titik balik perjalanan usaha yang  Lina jalani?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun