Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Sarjana Hubungan Internasional. Pembaca, Penulis dan Analis Sosial.

Tertarik pada isu politik, hukum, filsafat dan dinamika global. Sesekali mengulas kultur populer dan review film.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Titik Balik dan Pergeseran Kekuatan Perang Rusia-Ukraina

22 Februari 2025   02:40 Diperbarui: 22 Februari 2025   00:43 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina (image: unair.ac.id)

Hubungan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Donald Trump semakin menghangat. Trump disebut-sebut lebih terbuka terhadap dialog dengan Rusia dibandingkan pendahulunya, Joe Biden. Kremlin bahkan menyatakan dukungan kepada Trump dalam perselisihannya dengan Zelensky, yang semakin memperburuk posisi Ukraina.

Trump juga memberi ultimatum kepada negara-negara Eropa untuk menandatangani persyaratan "penyerahan" Ukraina kepada Rusia dalam waktu tiga minggu. Jika tidak, AS akan menarik diri dari Eropa, yang dapat berdampak besar terhadap stabilitas NATO dan keamanan di kawasan.

Sikap Trump ini menandai pergeseran signifikan dalam kebijakan luar negeri AS, yang sebelumnya sangat mendukung Ukraina dalam menghadapi Rusia. Dengan semakin berkurangnya keterlibatan AS, Eropa kini menghadapi dilema besar: apakah mereka harus meningkatkan dukungan kepada Kyiv atau mencari cara lain untuk menekan Rusia.

Rusia Semakin Menguat.

Di tengah melemahnya posisi Ukraina, Rusia semakin mengonsolidasikan kekuatannya. Dengan serangan skala besar yang terus berlanjut di Donbass dan wilayah lain, Moskow tampaknya semakin percaya diri bahwa mereka dapat mencapai tujuan mereka.

Selain itu, dengan membaiknya hubungan dengan Washington, Rusia memiliki lebih banyak ruang untuk bernegosiasi di panggung internasional. Keterlibatan langsung dalam diskusi dengan AS tanpa kehadiran Ukraina menandakan bahwa Kyiv semakin kehilangan kendali atas nasibnya sendiri.

Di sisi lain, Ukraina menghadapi krisis kepercayaan di dalam negeri. Peringkat Zelensky semakin menurun, terutama setelah berbagai skandal dan kebijakan yang dianggap gagal. Tanpa dukungan kuat dari Barat, Ukraina harus mencari strategi baru untuk bertahan dalam konflik ini.

Dengan perkembangan terbaru ini, ada beberapa skenario yang mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Pertama, Gencatan Senjata yang Didorong oleh Tekanan Internasional jika tekanan dari AS dan Eropa semakin kuat, Ukraina mungkin akan dipaksa untuk menyetujui perundingan damai dengan Rusia. Namun, syarat-syarat perjanjian tersebut bisa sangat menguntungkan Moskow.

Kedua, Konflik Berlanjut dengan Dukungan Minimal dari Barat Jika Ukraina tetap ingin bertahan tanpa dukungan penuh dari AS dan sekutunya, perang bisa berlangsung lebih lama dengan risiko besar bagi Kyiv.

Ketiga, Perubahan Kepemimpinan di Ukraina, Jika Zelensky kehilangan dukungan lebih lanjut, bisa jadi akan ada perubahan kepemimpinan di Ukraina yang dapat mengarah pada kebijakan yang lebih pragmatis.

Keempat, Pergeseran Aliansi Global. Dengan semakin menguatnya Rusia dan melemahnya kepercayaan terhadap AS di Eropa, ada kemungkinan bahwa dinamika geopolitik global akan mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun