Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Etnis dan Agama dalam Kajian Hubungan Internasional

16 Oktober 2023   03:10 Diperbarui: 16 Oktober 2023   07:09 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konflik Etnis dan Agama yang memicu Pertempuran Bersenjata (Image Source: aa.com)

Konflik ini memiliki akar agama yang mendalam, serta pertentangan antara kelompok etnis dan regional. Tantangan besar dalam konflik ini adalah kesulitan mencapai kesepakatan politik yang dapat mengakhiri pertumpahan darah dan memberikan stabilitas jangka panjang bagi Yaman. Kurangnya konsensus internasional dan interferensi asing yang kompleks telah mempersulit upaya perdamaian

Di kawasan Afrika, Konflik etnis yang tragis di Rwanda pada tahun 1994 melibatkan perpecahan antara kelompok etnis Hutu dan Tutsi dan mengakibatkan genosida massal yang menewaskan ratusan ribu orang. Ataupun Perang sipil yang melibatkan perpecahan etnis dan agama di Sudan Selatan telah menjadi salah satu konflik yang paling merusak dalam sejarah Afrika. Konflik ini juga memiliki akar agama yang dalam, dengan perpecahan antara agama Islam dan tradisi agama lokal.

Di Asia Tenggara, kita mengetahui dengan jelas Konflik yang terjadi di Rakhine State, Myanmar, melibatkan persegiran etnis Rohingya yang mayoritas Muslim dan kelompok mayoritas Buddhis yang memicu krisis pengungsi di wilayah tersebut dan menarik perhatian internasional.

Berbagai teori dalam studi hubungan internasional dapat membantu kita memahami peran konflik etnis dan agama dalam konteks global, misal Teori realisme yang menekankan kompetisi antara negara-negara untuk sumber daya dan kekuasaan. Konflik etnis dan agama dapat dilihat sebagai bentuk persaingan yang muncul karena perbedaan identitas dan kepentingan nasional. Teori konstruktivisme menekankan peran identitas dan ideologi dalam hubungan internasional. 

Konflik etnis dan agama sering kali berkaitan dengan perbedaan identitas dan pandangan ideologis, dan teori ini dapat membantu dalam menganalisis akar-akar konflik tersebut. Sedang, Teori liberalisme menekankan pentingnya kerja sama internasional dan organisasi internasional dalam mengelola konflik. Upaya-upaya perdamaian dan rekonsiliasi sering menjadi fokus dalam pendekatan liberal terhadap konflik etnis dan agama.

Mengatasi konflik etnis dan agama dalam konteks hubungan internasional memerlukan pendekatan komprehensif dan kerja sama global, salah satunya adalah dengan memastikan penegakan hukum internasional, terutama dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia dan genosida, penting untuk memastikan pertanggungjawaban pelaku konflik.

Beberapa upaya yang dapat diambil mencakup Diplomasi dan perundingan yang berbasis pada prinsip-prinsip perdamaian dapat membantu mengatasi konflik dan menghasilkan solusi yang adil dan bantuan kemanusiaan kepada para korban konflik etnis dan agama sangat penting. Organisasi seperti Palang Merah dan UNHCR berperan penting dalam menyediakan bantuan kepada mereka yang terkena dampak konflik.

Program rekonsiliasi dan pembangunan yang berkelanjutan dapat membantu memulihkan masyarakat yang terpengaruh oleh konflik dan menciptakan fondasi yang kuat untuk perdamaian jangka panjang yang juga diiringi oleh Pendidikan yang mempromosikan pengertian dan dialog antaragama dapat membantu meredakan ketegangan dan membangun hubungan yang lebih harmonis antara kelompok agama.

Dalam upaya untuk mengelola dan mengatasi konflik ini, kerja sama internasional dan upaya yang komprehensif sangat penting. Melalui diplomasi, bantuan kemanusiaan, rekonsiliasi, dan pendidikan, kita dapat berusaha untuk menciptakan dunia yang lebih damai, inklusif, dan toleran di mana perbedaan etnis dan agama dihormati dan dirayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun