Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Citra Organisasi dalam Diri Pemimpin

7 Oktober 2020   22:16 Diperbarui: 7 Oktober 2020   22:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Leiden Is Lijden"

Sebuah pepatah yang diungkapkan oleh KH. Agussalim berbahasa Belanda yang berarti "Memimpin berarti menderita". Pepatah seorang kyai yang juga mantan Menteri Luar Negeri Indonesia di Zaman Pemerintahan sang Proklamator, Soekarno. Walaupun dalam tulisan saya ini tidak akan berbicara soal sosok KH. Agussalim, tapi di dalam tulisan saya yang kali ini akan memberikan gambaran dari pemikirannya ke dalam ranah praktik.

Dalam imajinasi kaum muda, memimpin adalah sebuah pilihan untuk menjadi seorang figure utama. Keputusan lahir dari mulut seorang pemimpin, karna dasarnya pemimpin adalah kepala dan hati dari sebuah organisasi. Besar ataupun kecil, terorganisir ataupun liar.

Karna keputusan penting hadir dari sebuah dasar pemikiran yang mendalam dan sikap yang heroic seorang pemimpin. Menjadi pemimpin berarti bersikap untuk mengambil keputusan, sekaligus menanggung segala konsekuensi yang menyertainya. Ada kritik dari pihak-pihak di dalam organisasi ataupun di luar organisasi. Selain alasan utuk berkuasa dan merasa berkuasa, memimpin berarti menjadi motor penggerak bagi keputusan keputusan. Keinginan untuk dikenal dan terkenal adalah alasan lain untuk menjadi abadi, walaupun hanya dalam ingatan.

Saya masih sering mengingat cerita masa lalu ayah saya, saat masih menjadi karyawan pabrik swasta. Be;iau seringkali menceritakan cerita-cerita masa lalu nya yang begitu simpatik dengan para pemimpin BEM kampus. Aksi sosial yag dilakukan mahasiswa di masa itu begitu kental dengan kontribusi pada masyarakat menengah ke bawah, salah satunya pembagian sembako dan santunan yang sering mereka bagikan ke masyarakat sekitar daerah mereka. 

Lalu bagaimana reaksinya? Simpati yang mereka sebarkan berbalik kembali kepada para ketua BEM di masa itu, warga ikut mengiringi pengadilan dari para ketua BEM yang di masa itu dianggap sebagai gerakan subversi. Saya yakin tahu cerita ini terjadi di masa pemerintahan Soeharto, yang lekat dengan nuansa militer.

Dalam lingkup kaum terpelajar, yaitu mahasiswa. Apa yang mereka suarakan dan mereka sampaikan kepada masyarakat adalah bagian dari gerakan keprihatinan. Ya, itu termasuk ke dalam demonstrasi. Apa yang mereka putuskan jadi tindakan di masa itu adalah sebuah keputusan berani yang dipandang heroic oleh masyarakat sekitar. Tindakan dan keputusan yang lahir dari seseorang dalam kursi kepemimpinan. Sikap dan arah gerak pemimpin menjadi landasan dari besar dan seberapa berpengaruhnya sebuah organisasi.

Citra pemimpin sangatlah lekat dengan bagaimana orang-orang di sekitarnya dalam lingkup tertentu mendefinisikan sebuah organisasi. Selain sebagai tokoh sentral dan figure utama dalam internal organisasi, yaitu fungsi pengayoman organisasi. Memimpin juga berarti menjadi gambaran dari penampilan sebuah organisasi. Tak jarang doktrin kerapihan berpakaian dan estetika lain seringkali dijadikan norma yang diwajibkan oleh organisasi kepada anggotanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun