Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Asal-usul Mi Dok-dok yang Jarang Diulas

7 April 2021   07:52 Diperbarui: 16 April 2022   09:50 4760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh penyajian mi dok-dok (Foto: KOMPAS.COM/NICHOLAS RYAN ADITYA)

Ada satu menu makanan dari Warmindo yang selalu membuat penulis penasaran. Menu tersebut adalah mie dok dok. Mie dok dok adalah salah satu sajian mie rebus khas Warmindo yang sekiranya menjadi salah satu santapan populer bagi banyak kalangan yang tinggal di Yogyakarta.

Harganya yang murah; mudah didapatkan serta rasanya yang menggugah selera, membuat mie dok dok boleh jadi salah satu hidangan yang penulis rekomendasikan bagi pembaca, yang mungkin saat ini sedang melancong ke Yogyakarta. 

Ada banyak sekali pertanyaan yang muncul di benak penulis ketika mendengar ataupun saat sedang menyantapnya. Mulai dari, kenapa namanya mie dok dok hingga apa saja bumbunya, memancing penulis untuk mencari tahu lebih dalam.

Maka dari itu, pada artikel kali ini penullis tertarik untuk membahas tentang sejarah, keunikan hingga resep dari mie dok dok. 

Salah satu alasan lain yang mendorong kenapa penulis ingin artikel ini dibuat adalah karena tidak banyak informasi mengenai sejarah ataupun keunikan yang membahas mie dok dok secara mendalam dan spesifik. 

Contoh penyajian mi dok-dok (Foto: KOMPAS.COM/NICHOLAS RYAN ADITYA)
Contoh penyajian mi dok-dok (Foto: KOMPAS.COM/NICHOLAS RYAN ADITYA)
Maka dari itu, artikel ini hadir untuk melengkapi kekurangan itu dan sekaligus juga menjadi sumber referensi baru bagi pembaca.

Penulis sangat beruntung memiliki kesempatan untuk mewawancarai dua orang penjaja Warmindo langganan penulis. Atim dan Yusup adalah dua orang aa Warmindo yang saat ini sedang sibuk mengelola sebuah Warmindo bernama "Sumber Rejeki", yang berlokasi di daerah Jl. Candi Gebang, Condong Catur. 

Atim menjabat sebagai seorang supervisor. Pengalaman kerjanya selama lebih dari tujuh tahun, membuat dirinya dipercayai oleh atasannya untuk mengelola warung.

Sedangkan, Yusup adalah anak buah Atim dari Kuningan, yang sudah lama ikut bekerja bersamanya, kurang lebih selama empat tahun. Pengalaman kerja mereka berdua selama bertahun-tahun mendorong penulis untuk antusias bertanya mengenai sejarah serta pengalaman dapur mereka dalam mengolah mie dok dok yang legendaris itu. Atim dan Yusup kemudian mulai bercerita kepada penulis soal bagaimana sejarah mie dok dok yang tak banyak orang tahu.

Yusup menjelaskan bahwa sejatinya kata dokdok dalam mie dok dok diserap dari dua kata, yakni endok dan godok. Kata endok dalam bahasa Jawa maupun Sunda memiliki arti sebagai telur, sedangkan kata godok dalam bahasa Jawa dan Sunda memiliki arti sebagai teknik memasak dengan cara merebus. 

Jadi, jika disimpulkan, mie dok dok adalah mie yang direbus (digodok) bersama dengan telur (endok). Namun benarkah kesimpulan tersebut? Ternyata tidak sesederhana itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun