Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rokok, Sejarah dan Rasa Jatuh Hati Bangsa Kita Padanya

2 Februari 2020   09:00 Diperbarui: 10 Mei 2022   05:43 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rokok Klobot|Sumber: Dok. pribadi/Thomas Panji

Merokok bukan hanya merupakan kesenangan pribadi, tapi juga menjadi hidangan penting yang disajikan kepada para tamu -- Boediman dan Onghokham (2016)

Rokok adalah barang konsumsi yang sangat populer di Indonesia. Pada tahun 2019 yang lalu katadata.co.id merilis sebuah grafik yang bersumber dari laporan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) yang berjudul The Tobacco Control Atlas, Asean Region. 

Dalam laporan tersebut, SEATCA menungkapkan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok paling banyak di regional ASEAN, yakni sebesar 34% atau sebesar 65,19 juta orang. 

Angka yang sangat besar ini pun memang memberikan kontribusi yang tak kalah yahud bagi pemasukan kas negara kita. Seperti sumber yang dilansir dari kompas.com, pada tahun 2018 sendiri cukai rokok menyumbang sekitar Rp 153 Triliun dan pada tahun 2020 ini, pemerintah berekspektasi bisa mencapai angka Rp 180,5 Triliun setelah pemerintah menetapkan kenaikan cukai rokok sebesar 23%.

Lantas dari penggalan data yang ada diatas kita dapat menyimpulkan bahwa rokok memang sangat berkontribusi besar bagi pemasukan kas negara. Jumlah perokok yang semakin banyak setiap tahunnya mengindikasikan bahwa memang kebudayaan merokok tidak akan pernah putus dalam lingkaran kehidupan masyarakat Indonesia. 

Berkaca dari hal tersebut pertanyaan yang selanjutnya muncul bagi kita semua adalah bagaimana awal mula dari interaksi antara orang Pribumi dengan tembakau yang kemudian dimanfaatkan untuk merokok dan seberapa besar jatuh cintanya orang-orang Pribumi dengan kebiasaan merokok? 

Untuk bisa menjawab kedua pertanyaan ini kita harus memahami terlebih dahulu tentang siapa yang membawa dan memperkenalkan tembakau serta memanfaatkannya untuk merokok.

Perjalanan sejarah tentang rokok dan kegiatannya di bumi nusantara sejatinya bisa kita ditelusuri sejak para penjelajah Portugis menginjakan kakinya di Pulau Jawa. Klaim ini bukanlah asal sembarang klaim. 

Menurut sinolog Prof. G. Schelegel dalam Budiman dan Onghokham dalam Hikayat Kretek (2016: 82), tanaman tembakau berdasarkan pengamatannya bukanlah tanaman asli dari Indonesia. Bukti tersebut disuguhkan lewat pemakaian nama yang di adopsi dari bahasa Portugis untuk menyebut tembakau. 

Dalam bahasa Portugis, tembakau dipanggil dengan nama tabaco atau tumbaco. Dari sinilah, Prof. G. Schelegel mengklaim bahwa orang Portugis adalah orang pertama yang membawa dan mempopulerkan tembakau ke nusantara untuk keperluan merokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun