Konsep Dobrica Cosic Tentang Sosialisme dan Relevensinya Bagi Indonesia

(Fransiskus Tefa)
Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang-NTT

Dobrosav Dobrica Cosic adalah seorang politikus, penulis, dan ahli teori politik asal Serbia. Ia adalah presiden pertama Republik Federal Yugoslavia yang memimpin dari tahun 1992 sampai 1993. 

Para pengagumnya sering menyebut dirinya sebagai "Bapak Bangsa", karena pengaruhnya pada setiap atmosfer perpolitik Serbia modern dan gerakan kebangkitan nasional di akhir 1980-an. 

Pada tahun 1992, ia menjadi Presiden Republik Federal Yugoslavia, yang terdiri dari Serbia dan Montenegro. Pada Januari 1993 Malam Natal Ortodoks Timur, osi muncul di televisi Serbia untuk mengingatkan dan mengaskan tuntutan "kapitulasi nasional" yang datangnya dari Barat. "

Jika kita tidak menerima, kita akan dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi dan menghadapi serangan tentara yang paling kuat di dunia". Kekuatan-kekuatan luar, katanya, bertekad untuk mengsubordinasikan "orang-orang Serbia di bawah hegemoni Muslim." Pada tahun berikutnya, osi berbalik melawan Slobodan Miloevi, dan meletakkan jabatannya karena alasan itu. Pada tahun 2000, Cosic bergabung denga Otpor!, sebuah organisasi bawah tanah anti-Miloevi. Pada tahun 2010, ia menyatakan dukungannya atas Tentara Serbia Bosnia di bawah komando

Ratko Mladi selama Perang Bosnia. Pada tahun 2011, sebuah tipuan internet menyebabkan sebuah televisi Serbia yang dikelola oleh negara mengumumkan hal yang salah, yakni Cosic dianugerahi Hadiah Nobel Sastra. Hadiah Nobel tersebut sebenarnya dimenangkan oleh Tomas Transtrmer.

Sosialisme lahir sebagai respon atas berkembangnya kebebasan individu tanpa batas atas nama liberalisme. Sosialisme memandang liberalisme lebih mementingkan pemilik modal dan Cosic terkait dengan peran sosialisme yaitu Sosialisme adalah ideologi, pandangan filsafat, dan tindakan politik di mana sistem sosial dan ekonomi ditandai dengan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi, yang pada realitaasnya justru mengesampingkan kaum buruh. Oleh karena itu, sosialisme berusaha mewujudkan kemakmuran bersama melalui usaha kolektif di bawah kendali dan campur tangan pemerintah.

Sosialisme adalah salah satu ideologi yang berpengaruh besar dalam dunia politik internasional di sekitar abad ke-19. Menguraikan sosialisme ini, namun demikian bukanlah perkara yang mudah. Ian Adams, dalam bukunya yang berjudul Ideologi Politik Mutakhir, menuliskan bahwa dari semua ideologi, sosialisme mungkin yang paling sulit untuk diuraikan (Adams, 1993: 157). 

Kesulitan tersebut muncul karena sulitnya menentukan sosialisme yang 'sejati' karena pada perkembangannya ada banyak ragam sosialisme, termasuk di dalamnya sosialisme Marx-ian yang memiliki pengaruh sangat besar, bahkan hingga saat ini (Adams, 1993: 157). 

Terlepas dari persoalan tersebut, peneliti dalam hal ini akan tetap berusaha untuk memberi batasan yang sejelas-jelasnya tentang sosialisme yang dimaksud di dalam penelitian ini. Guna mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang ideologi ini, akan diuraikan terlebih dahulu pengertian sosialisme dari tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang etimologis, historis, dan terminologis. 

Dari ketiga sudut pandang tersebut, peneliti selanjutnya akan berusaha untuk menggali corak umum dari variasi- variasi sosialisme tersebut, sehingga didapatkan ciri-ciri pemikiran sosialisme yang selanjutnya akan dijadikan sebagai objek utama analisis dalam penelitian ini. 

Secara etimologi, istilah sosialisme atau dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah socialism berasal dari bahasa Perancis, yaitu sosial yang berarti kemasyarakatan. Secara historis, istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar tahun 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran atau pandangan yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan pada hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba, semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Dalam sosialisme, kebebasan individu dibatasi dan mengutamakan pemerataan kesejahteraan bersama. Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Dalam keberagaman itu, tentu memiliki perbedaan. Perbedaan itulah timbul berbagai macam kegelisahan yang terkait dengan pecahnya persatuan. Cosic hadir dalam pemikiran idealnya, sebagai pihak tengah yang mengutamakan kehidupan sosial masyarakat dengan menjadikan kebudayaan sebagai titik tolak yang berperan penting dalam perubahan sosial masyarakat.

Berbicara tentang sosialisme tidak bisa kita terlepas dari fase peradaban masyarakat di Eropa, karena embrio sosialisme merupakan hasil dari pergolakan masyarakat di Eropa secara umum dan khususnya di negara-negara yang mengalami fase transisi dari masyarakat feodalisme menuju kapitalisme. Contohnya, seperti negara Prancis dan Inggris. Dua negara ini merupakan contoh dari beberapa negara di Eropa yang mengalami fase transisi dari masyarakat feodalisme ke kapitalisme. Akan tetapi lahirnya sosialisme dari situasi politik represif di Prusia atau Jerman, masa itu yang telah menghapus kebebasan manusia. Berangkat dari situasi politik represif itu, Cosic membangun konsep pemikirannya tentang sosialisme yang menurutnya merupakan jalan yang jitu untuk melawan kapitalisme sekaligus mengembalikan kebebasan manusia.