Dua tahun sudah Indonesia dilanda pandemi covid -19, dan hingga pada saat ini belum ditemukannya titik terang dari pandemic yang sedang kita alami. Akibatnya banyak tempat umum yang dibatasi agar mengurangi kerumunan untuk memcegah penyebaran dari covid- 19. Seperti salah satu contoh tempat yang dibatasi adalah sekolah. Sejak Maret 2020, sekolah luring ( luar jaringan) sudah ditiadakan dan diganti dengan daring ( dalam jaringan). Akibatnya banyak anak sekolah yang tertinggal pelajaran karena masih harus membiasakan diri dengan system yang baru bahkan bisa dibilang beberapa anak juga merasa ' bodo amat' dengan proses belajar yang harus diikuti nya. Bagi anak-anak yang baru masuk TK atau SD, banyak juga ditemukan bahwa orang tua nya tidak mau repot sehingga anak tidak mendapat pelajaran apapun dari rumah, sehingga membuat anak belum bisa mengenal huruf, angka, bahkan membaca kata saja tidak bisa. Padahal literasi sangat diperlukan dan harus ditekankan kepada anak- anak tersebut .
Literasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KKBI ) adalah kemampuan menulis dan membaca; pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu dan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Di Indonesia sendiri tingkat kesadaran dan minat terhadap literasi rendah. Hasil studi berjudul " The World's Most Literate Nations " menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke 60 dari 61 negara. Kemudian berdasarkan survei PISA yang dirilis OECD di tahun 2019, tingkat literasi Indonesia berada di posisi 10 terbawah dari 70 negara.
Pada KKN UPI 2021, mengangkat tema mengembangkan Literasi (literasi baca dan tulis, numerasi, sains). Dengan sasaran siswa 10 orang (TK/PAUD, SD/MI, TPA, SMP/MTs, TBM, dan PKBM. Tujuan dari program KKN UPI tersebut adalah Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan. Kemudian Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
Dengan program KKN yang seperti ini makan para mahsiawa harus melakukan berbagai cara agar tujuan- tujuan diatas bisa tercapai. Seperti contohnya pendampingan pembelajaran daring terhadap siswa, memberikan pendampingan orang tua dalam membimbing anak, memberikan penguatan pembelajaran daring, membuat media pembelajaran yang mendukung pembelajaran daring, menyediakan bahan pendukung literasi nono pelajaran, membuat video untuk mendukung literasi, melakukan komunikasi yang intens dengan orang tua dan murid untuk mengetahui sejauh mana literasi anak tersebut.
Walaupun sekarang kita masih berada ditengah pandemi covid -19 yang belum usai, sekolah juga belum bisa sepenuhnya beroperasi dengan normal, marilah kita sebagai orang tua, keluarga, guru atau apapun profesi kita , mari kita mengenalkan literasi baca tulus, numerasi dan sains sedini mungkin dengan anak- anak disekitar kita agar digenerasi berikutnya Indonesia mengalami peningkatan literasi.
Â
