Luka yang Tak Terlihat: Mengapa Pria Bisa Sakit Hati Mengetahui Masa Lalu Pasangannya
Tidak semua luka datang dari peristiwa yang terjadi di hadapan mata. Ada luka yang datang dari cerita, dari masa lalu yang tiba-tiba hadir di masa kini, membawa rasa yang sulit dijelaskan. Inilah kisah batin seorang pria, yang jatuh cinta sepenuh hati pada seorang perempuan, lalu hancur dalam diam ketika mengetahui bahwa wanita yang ia cintai pernah menyerahkan dirinya kepada orang lain di masa lalu.
Mungkin baginya, cinta itu suci. Mungkin ia berharap menjadi satu-satunya pria yang menyentuh, melindungi, dan mencintai perempuan itu secara utuh, lahir dan batin. Tapi hidup tidak sesederhana itu. Perempuan yang ia cintai telah melewati masa lalu, seperti kita semua. Ia pernah mencintai orang lain, dan dalam cinta itu, ia pernah memberikan seluruh dirinya.
Ketika kebenaran itu terungkap, pria itu merasa seluruh dunianya runtuh. Bukan karena perempuan itu berbuat salah---tidak ada yang salah dari masa lalu seseorang, selama itu tidak mengkhianati masa kini---tetapi karena hatinya belum siap. Ia belum siap menerima kenyataan bahwa cinta tidak selalu datang dalam bentuk yang bersih, polos, dan "baru".
Mengapa Rasanya Begitu Sakit
Pertama, karena ego. Banyak pria tumbuh dalam budaya yang secara diam-diam menanamkan gagasan bahwa keperawanan perempuan adalah simbol kehormatan, padahal cinta bukan tentang keperawanan---melainkan tentang komitmen, penghargaan, dan kejujuran. Namun luka itu muncul karena ada harapan tersembunyi: harapan menjadi "yang pertama", harapan menjadi "satu-satunya", harapan menjadi kisah cinta paling murni yang pernah ada dalam hidup pasangannya.
Kedua, karena rasa kehilangan eksklusivitas. Pria itu mungkin membayangkan bahwa momen paling intim dalam cinta hanya akan ia miliki bersama perempuan itu. Ketika ia tahu bahwa orang lain pernah berada di tempat yang kini ia duduki, rasa posesif dan kecemburuan pun muncul. Bukan karena ia tidak mencintai, justru karena cintanya terlalu dalam, hingga ia ingin semua bagian dari perempuan itu adalah miliknya seorang.
Ketiga, karena luka itu adalah perpaduan antara cinta dan bayangan yang tidak bisa dikendalikan. Pria itu tahu bahwa masa lalu tidak bisa diubah. Ia tahu bahwa perempuan itu setia padanya sekarang. Tapi pikirannya tidak berhenti menciptakan adegan-adegan yang menyakitkan---adegan yang tak pernah ia lihat, tapi terasa begitu nyata. Rasa perih itu tidak logis, tapi sangat manusiawi.
Kenapa Masih Sulit Ikhlas, Meski Sudah Lama Terjadi
Karena menerima bukanlah soal waktu, tapi soal proses. Hati butuh waktu untuk berdamai dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Butuh keberanian untuk melihat seseorang yang kita cintai secara utuh---dengan luka, masa lalu, dan seluruh kisah yang membentuknya hari ini.