Mohon tunggu...
Theresia Sekar Kinanti
Theresia Sekar Kinanti Mohon Tunggu... mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara

Saya adalah mahasiswa Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Sumarsih, Wujud Kasih Ibu Lewat Aksi Kamisan

11 Juni 2025   05:08 Diperbarui: 11 Juni 2025   05:08 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya nggak bisa merasakan perbedaan damai nggak damai itu yang kayak gimana sih? Nggak pernah merasakan," jelas Sumarsih.

Berdasarkan catatan KontraS, baik di era SBY dan Jokowi, tidak ada solusi yang memiliki intensi serius dalam menyelesaikan HAM. Keduanya menghadirkan lembaga ilusi penyelesaian HAM, tetapi tidak mau membuat sesuai kemauan keluarga korban. Kekecewaan pada pejabat sudah jadi makanan sehari-hari. Namun, Sumarsih punya moto untuk bisa menjalani segalanya.

"Kemudian di dalam perkembangannya, ya saya merasakan bahwa hidup ini seperti air mengalir," ucap Sumarsih sambil mengekeh kecil.

Sumarsih (kedua dari kiri) di tengah anak-anak muda saat mendengar orasi di Aksi Kamisan. (Theresia Sekar Kinanti Deviatri)
Sumarsih (kedua dari kiri) di tengah anak-anak muda saat mendengar orasi di Aksi Kamisan. (Theresia Sekar Kinanti Deviatri)
Bu Sumarsih dan Anak Muda
Selain dalam Aksi Kamisan, Sumarsih juga aktif berkumandang di media sosial. Ia sering berbagi jadwal aksi dan berbagi pendapatnya di X (dulu Tweeter). Aktifnya Sumarsih adalah cara ia terhubung dengan anak muda, terutama anak-anak yang lahir setelah peristiwa 98.

Tak berhenti di situ, Sumarsih sering berdialog bersama anak muda dalam acara di kampus-kampus. Ia melihat bahwa turun ke jalan adalah pilihan hidup.

"Jadi ada beberapa kali ada kampus yang mengundang saya jadi pembicara,  di TOR (term of reference) itu bunyinya anak mahasiswa ga mau turun di jalan karena terlalu mendapatkan kekerasan aparat, terus juga karena membuat jalan macet, dan lain sebagainya. Nah, kembali lagi mau demo atau tidak demo, mau cuek dengan kondisi rakyat, ya itu pilihan masing-masing,"

Namun, Sumarsih percaya bahwa masih banyak mahasiswa yang peduli dengan negaranya. Satu kali ada respon pada cerita Sumarsih ketika dulu melarang Wawan turun ke jalan dengan dalih "negara sudah banyak pengurusnya".

"Bu, kalau yang ngurusin negaranya, orangnya nggak baik gimana bu?" kata Sumarsih diikuti gelak tawa.

Satu hal yang pasti, setiap era ada suara mahasiswa yang muncul demi kehidupan lebih layak. Aksi seperti itu tidak berjalan rutin oleh karenanya Aksi Kamisan menjadi wadah bagi anak muda menyuarakan suara kepedulian kepada negara.

Sumarsih adalah perwujudan dari keteguhan dan kesabaran. Tiap helai rambut yang memutih jadi saksi bisu perjalanan hidup yang penuh lika-liku. Sumarsih masih bertahan unntuk memberi legasi semangat perjuangan HAM kepada generasi muda. Satu hal yang pasti, semua terjadi karena cinta kasih seorang ibu kepada anaknya.

Sumber: https://kontras.org/publikasi/buku/dosa-demokrasi-jokowi
https://www.kontras.org/backup/data/Catatan%20Kondisi%20HAM%20-%2010%20tahun%20SBY.pdf  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun