Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

AmBatik Club Memeriahkan Indonesia Street Festival Frankfurt

25 September 2025   20:33 Diperbarui: 26 September 2025   15:16 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Street Festival Frankfurt (foto iinassenheimer)

Street Festival Frankfurt 

Street Festival Frankfurt tanggal 13-14 September lalu belangsung dengan sukses. Festival yang di selenggarakan oleh Merpati e.V dan Konsulat Jendral Republik Indonesia Frankfurt.

Merpati e.V merupakan organisasi sosial yang beranggotakan  sukarelawan  diaspora indonesia dipimpin oleh Ibu Yanni Bittrich. Merpari e.V  setiap tahun menyelenggarakan festival-festival kebudayaan Indonesia di Frankfurt.

Indonesia Street Festival dengan panggung kesenian, stand- stand batik, kerajinan tangan tanah air, makanan- makanan lesat tanah air, jamu gendong dan masih banyak lagi.

Oh ya mbak Gaganawati Stegmann dari Koteka Kompasiana juga hadir dengan Stand Koteka Kompasiananya, tarian- tariannya yang memukau pengunjung. Terutama tarian jawa tari bondan yang menari di atas kendi atau tempat air dari tanah liat, lengkap dengan boneka dan payungnya.
Mbak Gana juga menari tarian Sunda dengan kedua putri cantiknya.

Mbak Gana kompasianer Jerman menari Bondan (foto iinassenheimer)
Mbak Gana kompasianer Jerman menari Bondan (foto iinassenheimer)

Panggung kesenian selain menyuguhkan tarian-tarian tradisional yang indah dan beragam juga menyuguhkan musik-musik tradisional, misalnya Gamelan Jawa dengan grup Wacana Budaya pimpinan om Heri Djaya Sumadi.

Romo Vincent SVD, datang dari St. Agustin Bonn membawakan, musik Sasado khas Nusa Tenggara Timur

Angklung Nusa Irama, Romo Vincent dengan Sasado dan ibu Rosely pembawa acara (foto iinassenheimer)
Angklung Nusa Irama, Romo Vincent dengan Sasado dan ibu Rosely pembawa acara (foto iinassenheimer)

Angklung KJRI dan Angklung Irama Nusantara juga memeriahkan pentas seni di Festival ini.

Selama dua hari, diaspora Indonesia dari segala pelosok Jerman berkumpul di Frankfurt untuk menebus rindu.

Mereka menebus rindu dengan menikmati berbagai masakan Indonesia, mulai  nasi Padang sampai empek-empek Palembang.

Menikmati berbagai musik, gending tarian dan lagu  tentu saja ikut menari, bergoyangn dan bergembira dengan musik- musik tanah air, mulai ndangndut dan lagu-lagu Indonesia Timur yang selalu mengajak bergoyang dan menari. Bahkan lagu Tabola-bale selalu memeriahkan hari-hari indah selama festival ini.

AmBatik Club

AmBatik merupakan Club pecinta batik yang di pimpin oleh Dr. Jofi Puspa. AmBatik beranggotakan orang-orang pecinta batik dan ingin memperdalam dan belajar tentang batik.

AmBatik Club Batik Indonesia. Foto Jofi Puspa
AmBatik Club Batik Indonesia. Foto Jofi Puspa

Pada Indonesia Street Festival  kali inipun AmBatik Club tidak ketinggalan. AmBatik membuka standnya di Festival ini.
Ambatik memamerkan sebagian kecil dari koleksi batik, menjual batik tulis, batik- batik cap, kebaya, kain-kain tenun dan memberikan kesempatan kepada pengunjung yang tertarik akan batik untuk ikut belajar membatik.

Antusias pengunjung sangat besar, kami hampir kewalahan melayani peminat batik tersebut.

Stand batik yang kami buka jam 11.00 telah kedatangan beberapa peminat batik yang ingin ikut Workshop, yang akan kami berikan jam 12.00.

Berhubung Stand Batik kami ada di tenda di luar, kami sangat hati-hati dengan listrik yang kami gunakan. Bila turun hujan akan sangat berbahaya.

Dengan penuh sukacita dan antusias, banyak anak- nak dan orang tua yang ikut dalam Workshop ini.

Kami sarankan bagi anak-anak yang ikut Workshop ini supaya didampingi orang tua mengingat dalam membatik menggunakan bahan dasar malam cair yang panas, sehingga akan sangat berbahaya untuk anak- anak yang tidak didampingi orang tua. Menarik sekali, mendampingi mereka belajar membatik.

Kami menerangkan pada gadis  kecil pintar Michel bagaimana membatik, menggambar menggunakan malam atau Wachs yang dipanaskan dan menggunakan canting.

Sekali saya menerangkan, gadis kecil Michel ini terus mampu menerangkan ke teman-temannya peserta lain dengan sangat baik, bahkan di tiga bahasa, Indonesia, Inggris dan Jerman dengan sangat fasih.

Anak-anak ikut belajar membatik (foto iinassenheimer)
Anak-anak ikut belajar membatik (foto iinassenheimer)

Aduh...sangat membatu kami sekali.

Mbak Anti teman kami dari club batik menerangkan dan membimbing peserta dewasa, demikian juga mbak Sulistyowati.

Sedangkan mbak Fina dari awal telah membatu penataan pameran dan tempat Workshopnya.

Mbak Jofi, mbak Anti dan mbak Yanthi menerangkan dan memberikan kata sambutan di Panggung kesenian tentang kegiatan kami dan latar belakang keberadaan kami batik Club AmBatik.

Dua hari berturut-turut workshop kami di banjiri peminat  kursus ataupun pengunjung dan pengagum  batik.

Pengunjung bisu tuli

Ada pengalaman lucu saat lima orang pengunjung bisu tuli mengunjungi Stand kami. Waduh saya sadar bahwa tidak ada jeleknya belajar bahasa isyarat bahasa mereka.

Saya berusaha sebisa saya, menjeskan pelan-pelan dengan isyarat peragaan dan contoh-contoh kongkrit proses pembuatan batik.

Pengunjung dari warga Jerman dan Negara Asia lain

Selain banyak pengunjung-pengunjung Jerman yang tertarik akan batik, juga pengunjung dari orang- orang Asia lainnya, seperti Laos, Thailand dan Philipina.

Mereka tidak hanya tertarik akan batik, mereka tertarik akan kebaya dan kain batik dan cara pemaikaian kain panjang yang kami kenakan.


Dua hari Indonesia Street Festival menyimpan kenangan indah dan menyenangkan. Semakin bangga akan tanah air dengan salah satu kekayaannya, yaitu Batik.

Dari ikut Club am Batik semakin bangga dan semakin menyadari betapa tinggi dan luhurnya warisan nenek moyang kita.

Dari selembar kain batik tulis tersimpan karya seni, filosofi dan kerja keras tersembunyi yang amat tinggi nilainya.

Untuk itulah ibu Dr. Jofi Puspa dengan teman-teman Club AmBatik ingin terus mengenalkan Batik ke masyarakan Jerman maupun diaspora Indonesia dan mendalaminya.

Masih banyak undangan-undangan pameran batik dan Workshop batik memenuhi jadwal kami.

Worshop  dan pameran  batik akhir minggu lalu tanggal 20 September di kota Ahlen negara bagian Nord Rhein - Westfalen juga sangat sukses.

AmBatik pameran dan Workshop di kota Ahlen (foto Jofi Puspa)
AmBatik pameran dan Workshop di kota Ahlen (foto Jofi Puspa)

Terimakasih mbak Tita, Mbak Jofi, mbak Yanthi, mbak Rosely yang memberikan Workshop dan mengadakan pameran batik.

Termin betikutnya tanggal 29 September di Aschaffenburg dan tgl 26 Oktober di Koeln.

Inilah sedikit gambaran Club Batik, amBatik di Jerman. Bukti cinta dan cara kami mencintai Indonesia dengan terus belajar, memperdalam dan mengenalkan batik untuk masyarakat Jerman.

Salam kangen kami untuk tanah air tercinta dengan warisan  luhurnya yang bernilai amat tinggi.

AmBatik Workshop di Ahlen (foto Jofi Puspa)
AmBatik Workshop di Ahlen (foto Jofi Puspa)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun